PRIORITAS, 12/8/25 (Samarinda): Izedrik Emir Moeis meluncurkan buku “Marhaenisme Visi Sosialisme Indonesia” di Vlorry Caffe Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), baru-baru ini. Ketua Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Kaltim itu turut membedah isi karya bersama perwakilan GPM se-Kaltim.
Ia menegaskan buku ini untuk seluruh generasi muda, bukan hanya anggota GPM. Emir ingin meluruskan pemahaman Marhaenisme yang kerap disalahartikan.
“Kalau buku ini saya bikin buat seluruh generasi muda bangsa Indonesia, bukan hanya buat GPM,” kata Emir.
Emir memaparkan Marhaenisme sebagai ideologi untuk mengangkat rakyat miskin. Ia menekankan ajaran ini bertujuan menghapus keserakahan kapitalis.
“Saya, dalam bentuk yang paling sederhana, memahami Marhaenisme itu sebagai suatu ideologi, suatu cita-cita untuk memperjuangkan rakyat miskin agar bisa hidup lebih sejahtera, sekaligus mengikis dan menghapus keserakahan kaum kapitalis,” ujarnya.
Diskusi memanas saat Emir menyinggung TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967. Ia menyebut ketetapan pencabutan kekuasaan Soekarno itu tidak pernah terbukti secara hukum.
Sengaja dibangun
Emir menilai stigma terhadap Soekarno sengaja dibangun oleh kepentingan kapitalis. Tuduhan bahwa Indonesia akan menjadi negara komunis di bawah Soekarno dianggapnya tidak berdasar.
“Soekarno dimusuhi kaum kapitalis karena mereka ingin menguasai Indonesia, ingin menguasai nikelnya, ingin menguasai Freeport-nya, dan sebagainya. Soekarno mau dikudeta dan jatuh. Itu saja. Makanya dibusukkan. Ajarannya juga dibusukkan. Lucunya apa? Lucunya Pancasila selalu diagung-agungkan, tapi penggalinya dibilang pengkhianat bangsa di dalam TAP MPRS,” tegas Emir.
Emir berharap bukunya mendorong generasi muda memeriksa ulang sejarah Indonesia. Ia menegaskan Soekarno adalah penggali Pancasila, bukan pengkhianat.
Buku ini tidak dijual. Emir berencana membagikannya ke perpustakaan universitas di Kaltim. Ia juga akan membuat versi PDF gratis agar dapat diakses publik.
“Mungkin masih kurang, tapi akan saya bagikan dulu di perpustakaan-perpustakaan universitas. Kemudian buku ini tidak saya jual, tapi untuk dibagi-bagi. Mungkin nanti akan saya buatkan PDF gratis. Jadi siapa pun boleh membaca,” pungkasnya. (P-Khalied M)