PRIORITAS, 2/9/25 (Jakarta): Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melarang pejabat dan kepala daerah menggelar pesta mewah, pamer kekayaan alias flexing, hingga perjalanan dinas ke luar negeri. Larangan itu muncul setelah aksi demonstrasi besar berujung ricuh sejak akhir Agustus 2025.
Dalam rapat koordinasi di kantor Kemendagri, Tito meminta semua kegiatan kedinasan digelar sederhana. Ia menekankan agar acara seremonial tidak menampilkan kemewahan yang bisa memicu kemarahan publik.
“Kami menyampaikan agar menunda semua kegiatan seremonial yang terkesan pemborosan, dengan musik-musik seperti pesta. Di tengah situasi seperti ini sangat sensitif,” ujar Tito Karnavian dalam rapat di Jakarta, Selasa (2/9/25).
Mendagri mencontohkan bentuk acara sederhana yang tetap bermanfaat. Ia menyebut peringatan hari ulang tahun daerah bisa dilakukan dengan tumpengan atau pemberian santunan untuk masyarakat.
“Tumpengan, memberikan santunan kepada yatim piatu, kepada masyarakat yang kurang mampu, itu jauh lebih bermanfaat di tengah kondisi saat ini,” katanya.
Tito mengingatkan, pesta pejabat bisa menjadi bahan viral negatif di media sosial. Menurutnya, video acara glamor bisa dipotong, lalu dibandingkan dengan kondisi masyarakat yang sedang menuntut pejabat tampil sederhana.
“Nanti kalau pesta ada musik-musiknya, dipotong, dibuat di TikTok, kemudian dibandingkan dengan masyarakat yang lagi menuntut sikap low profile pada pejabat. Itu bisa jadi amunisi baru yang digoreng oleh siapa pun,” jelasnya.
Ingatkan jangan flexing
Selain itu, Tito menegaskan larangan bagi pejabat maupun keluarganya untuk pamer gaya hidup di media sosial. Ia menyebut perhiasan, mobil mewah, hingga unggahan foto glamor bisa memperburuk suasana.
“Tolong ingatkan keluarga masing-masing, terutama cara berpakaian, penggunaan cincin, jam tangan, perhiasan, kendaraan. Hati-hati, ini situasinya sangat tidak bagus, sensitif,” pesannya.
Tak hanya soal gaya hidup, Mendagri juga melarang sementara perjalanan dinas ke luar negeri. Ia menegaskan izin keberangkatan akan ditunda sampai kondisi nasional kembali tenang.
“Saya meminta untuk menunda semua keberangkatan ke luar negeri. Kalau ada permintaan izin, mohon maaf, kami tunda dahulu,” kata Tito.
Di akhir rapat, ia menekankan kembali agar pejabat menjaga empati masyarakat. Tito mengingatkan agar tidak ada pesta di tengah kondisi rakyat yang sedang susah.
“Jangan sampai masyarakat lagi prihatin, terus ada yang berpesta. Laksanakan secara sederhana,” tutupnya. (P-Khalied M)