29.5 C
Jakarta
Wednesday, July 9, 2025

    Militan Hamas akui kelompoknya ‘hancur total’ di Gaza, muncul milisi saingan dipersenjatai Israel

    Terkait

    PRIORITAS, 9/7/25 (Gaza):  Seorang komandan senior militan Hamas mengakui kelompok teror tersebut telah ‘hancur total’ karena  kehilangan kendali atas sekitar 80 persen Jalur Gaza. Hampir tidak ada yang tersisa dari struktur militer militan Hamas, setelah 21 bulan pertempuran sengit dengan militer Israel.

    Laporan yang diterbitkan BBC News tersebut didasarkan pada sejumlah pesan suara, yang dikirim ke outlet Inggris tersebut dari seorang “perwira senior” di Hamas.

    Ia diidentifikasi hanya sebagai letnan kolonel Hamas yang terluka pada Oktober 2023.

    “Mari kita bersikap realistis di sini — hampir tidak ada yang tersisa dari struktur keamanan. Sebagian besar pimpinan, sekitar 95 persen, sekarang sudah tewas… Tokoh-tokoh yang aktif semuanya telah tewas,” kata perwira senior itu, seperti dikutip Beritaprioritas dari Times of Israel, hari Rabu (9/7/25).

    Perwira militan Hamas itu mengatakan kelompok teror tersebut telah menyaksikan hampir semua tokoh senior kepemimpinannya terbunuh.

    Puluhan pimpinan militan Hamas dari yang tertinggi hingga komandan lapangan telah dibunuh militer Israel.

    Tersisa satu

    Saat ini pimpinan militan Hamas tertinggi yang tersisa di Jalur Gaza hanya Izzuddin Al-Haddad.

    Itupun dia harus ekstra hati-hati, karena intelijen Israel mampu mengendus hingga ke dalam terowongan bawah tanah.

    Terakhir pimpinan militer senior militan Hamas yang tewas adalah Mohammad al-Sinwar (56 tahun), pada 20 Mei 2025 lalu.

    Adik dari pimpinan militan Hamas, Yahya Sinwar itu, terbunuh bersama sejumlah petinggi lainnya dalam terowongan bawah tanah, akibat diserang jet tempur Israel.

    Mereka yang ikut tewas adalah komandan lapangan militan Hamas Mohammad Shabana, Rawhi Mushtaha dan Sameh al-Siraj.

    Sedangkan Yahya Sinwar sendiri juga tewas dibunuh pasukan Israel, keika ia terdeteksi bersembunyi di sebuah gedung di Jalur Gaza, Oktober tahun 2024.

    Meski begitu, komandan senior itu mengklaim perang harus terus berlanjut sampai akhir.

    “Semua kondisinya selaras: Israel berada di atas angin, dunia bungkam, rezim Arab bungkam, geng kriminal ada di mana-mana, masyarakat sedang runtuh”, ujarnya pasrah.

    Kendali Hamas nol

    Ia mengatakan sejak berakhirnya gencatan senjata terakhir pada bulan Maret, kendali keamanan militan Hamas di Gaza “telah benar-benar runtuh. Benar-benar hilang. Tidak ada kendali di mana pun”.

    Ia merujuk pada penjarahan besar-besaran di kompleks militan Hamas tanpa adanya intervensi, karena para semua komandan sudah terbunuh. “Jadi, situasi keamanannya nol. Kendali Hamas juga nol,” katanya.

    Menurut dia, selain tidak ada kepemimpinan, tidak ada komando, dan tidak ada komunikasi di antara militan Hamas, gaji untuk para prajurit Hamas yang tersisa juga belum dibayarkan.

    Militer Israel telah melakukan pengawasan ketat terhadap sejumlah tempat yang diduga menjadi penyalur gaji bagi militan Hamas.

    “Ketika gaji tiba, gaji tersebut hampir tidak dapat digunakan. Beberapa orang meninggal hanya karena mencoba mengambilnya. Ini adalah kehancuran total,” kata komandan tersebut.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan minggu lalu, mereka telah mengendalikan sekitar 65 persen wilayah Jalur Gaza, dan hampir mencapai target yang dinyatakan untuk mengendalikan tiga perempat wilayah kantong itu.

    Ada juga wilayah di Jalur Gaza di mana IDF hampir tidak beroperasi sama sekali, sebagian besar karena khawatir para sandera Israel yang ditahan di wilayah tersebut dapat terbunuh.

    Muncul saingan Hamas

    Pejabat militan Hamas itu juga mengungkapkan telah muncul kelompok milisi saingan Hamas di Gaza, yaitu klan Abu Shabab, yang dipersenjatai dan diberdayakan Israel di Gaza selatan.

    Dalam wawancara dengan lembaga penyiaran publik berbahasa Arab Israel, Makan, pemimpin milisi Yasser Abu Shabab mengonfirmasi pasukannya bekerja sama pada tingkat tertentu dengan pasukan Isreal, IDF.

    Ia juga tidak mengesampingkan perang saudara dengan militan Hamas, karena dianggap sebagai teroris yang membuat rakyat Palestina di Gaza menderita.

    Kelompok bersenjata Abu Shabab tersebut telah terlihat beroperasi di Rafah dan Khan Younis di Gaza selatan.

    Kini mereka telah menjadi gerakan oposisi bersenjata internal pertama yang signifikan terhadap kekuasaan militan Hamas.

    Serangan Israel berlanjut

    Israel dan militan Hamas masih terlibat dalam pembicaraan tidak langsung di Qatar, dalam upaya mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

    Walaupun demikian, serangan Israel masih terus berlanjut di Gaza melalui udara dan manuver pasukan darat.

    Angkatan Udara Israel telah menyerang puluhan target di Gaza selama satu hari terakhir, termasuk membunuh banyak anggota militan Hamas dan menghancurkan infrastrukturnya.

    Israel juga menghancurkan depot senjata, terowongan, bangunan yang digunakan untuk teror, pos peluncuran anti-tank, dan pos pengamatan yang digunakan kelompok teror Hamas.

    Serangan itu terjadi saat lima divisi IDF, yang terdiri dari puluhan ribu tentara, terus beroperasi di seluruh Gaza.

    Israel bunuh 21.600 militan

    Pasukan Israel telah beroperasi di Jalur Gaza selama lebih dari 20 bulan.

    Israel menyerbu Jalur Gaza, sejak serangan teror yang dipimpin militan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.

    Korban tewas di pihak Israel dalam serangan darat terhadap militan Hamas di Jalur Gaza dan dalam operasi militer di sepanjang perbatasan mencapai 441 orang.

    Sebaliknya di pihak Palestina, lebih dari 57.000 orang telah tewas di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola militan Hamas.

    Jumlah korban tewas yang dilaporkan Hamas tidak dapat diverifikasi secara independen, karena tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

    Militer Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 kombatan militan Hamas dalam pertempuran hingga Januari.

    Selain itu militer Israel juga membunuh 1.600 militan Hamas di dalam wilayah Israel,  selama serangan teror 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Jalur Gaza. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini