33.7 C
Jakarta
Tuesday, October 15, 2024

    Mi Instan tidak Berbahaya, tidak Mengandung Lilin, tapi Sebaiknya Ditambahkan Sayuran, Telur atau Daging

    Terkait

    PRIORITAS, 21/9/2024 (Jakarta): Sudah puluhan tahun masyarakat Indonesia akrab dengan mi instan, mulai dari kota besar sampai desa terpencil semua suka mi instan. Namun dalam perkembangannya, kehadiran mi instan memunculkan pro-kontra terkait bahaya-tidaknya ia dikonsumsi.

    Isu paling menyeruak adalah bahwa mi instan mengandung lilin. Oleh karena itu ia sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kendati sudah dibantah berkali-kali, baik oleh para ahli gizi dan dari pihak produsen, isu tersebut tetap muncul.

    Kali ini, Dokter Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter sekaligus influencer kesehatan, menjawab dengan gamblang isu ini dalam sebuah podcast bersama Samuel Christ di saluran YouTube.  Seperti diwartakan tvOnenews.com edisi Sabtu (21/9), dalam pembahasannya, Dokter Tirta menegaskan bahwa mi instan tidak seberbahaya yang sering digembar-gemborkan.  Ia bahkan menantang siapa pun yang bisa menunjukkan jurnal ilmiah yang membuktikan bahaya mi instan.

    “Siapa yang bilang mi instan berbahaya? Saya tantang cari jurnalnya. Lho, kasih jurnallah, apa yang mengatakan mi instan berbahaya,” ucapnya dalam podcast tersebut, yang dikutip pada Jumat, 20 September 2024. Samuel Christ kemudian menanyakan mitos yang beredar di masyarakat bahwa mi instan mengandung lilin.

    Dokter Tirta langsung menolak klaim tersebut dan menjelaskan bahwa jika kita ingin menyebut suatu makanan berbahaya, kita harus bisa menjelaskan apa yang membuat makanan itu berbahaya. “Nggak juga! Sekarang saya tanya, orang bilang mi instan bahaya, oke bahayanya apa? (Ada) netizen yang bilang mi instan bahaya, saya tantang bahayanya apa?” tantangnya.

    Menurutnya, klaim harus didasarkan pada fakta, bukan mitos atau opini tanpa dasar ilmiah.

    Bahaya Mi Instan Jika Dikonsumsi Berlebihan

    Meskipun demikian, Dokter Tirta mengakui bahwa sama dengan makanan apa pun, mi instan bisa berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.  Ia memberikan contoh ekstrem, yakni jika seseorang mengonsumsi 10 bungkus mi instan setiap hari selama bertahun-tahun, hal itu tentu dapat berdampak buruk pada kesehatan.

    “Kalau kamu makan mi instan terus-terusan selama 10 tahun dengan sehari 10 mi instan, ya… tensimu akan naik sistolnya. Kuat kamu makan sehari 10 mi instan nggak selama 10 tahun?” sergahnya.

    Hal ini menunjukkan bahwa mi instan tidak berbahaya jika dikonsumsi secara wajar dan tidak berlebihan.

    Kandungan Gizi Mi Instan

    Salah satu argumen yang sering dilontarkan terkait mi instan adalah minimnya nilai gizinya. Dokter Tirta pun sependapat dengan hal ini.  Ia menjelaskan bahwa mi instan memang hanya mengandung karbohidrat dari tepung, yang fungsinya sebagai sumber energi.

    Bumbunya pun hanya mengandung natrium. “Oke, mi instan itu nggak ada gizinya, jadi nggak ada proteinnya. Minimal itu cuma karbo dari tepung dan kasih bumbu. Bumbunya natrium,” ucapnya.

    Namun, ia juga menambahkan bahwa mi instan bisa menjadi sumber gizi yang lebih baik jika dikombinasikan dengan bahan lain.  Misalnya, menambahkan sayuran, telur, atau daging dapat meningkatkan nilai gizinya.

    “Mi instan ini tujuannya digunakan untuk survival (bertahan hidup). Ternyata dari penelitian jika mi instan dimakan menggunakan sayur, telur, daging… ya ada gizinyalah,” tegasnya.

    Dengan menambahkan bahan-bahan kaya protein seperti telur atau daging, kita dapat mengurangi dampak negatif dari bahan pengawet dalam mi instan. Menurut Dokter Tirta, mi instan tidak boleh dipandang sebagai makanan yang berbahaya secara mutlak.

    Pandangan sebagian masyarakat yang terlalu takut terhadap mi instan menurutnya perlu diluruskan.  Selama dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan, mi instan dapat menjadi pilihan makanan yang aman dan praktis.

    Bahaya mi instan muncul ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama. Namun, jika dikonsumsi dalam batas yang wajar dan dikombinasikan dengan bahan-bahan bergizi seperti sayuran, telur, atau daging, mi instan bisa menjadi sumber energi yang cukup.

    Jadi, kata Dokter Tirta, mitos tentang bahaya mi instan karena mengandung lilin sebaiknya tidak lagi dipercaya.   Hal yang lebih penting adalah cara kita mengonsumsinya dan memastikan asupan gizi yang seimbang dari berbagai sumber makanan lainnya. (P-ht)

     

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini