Menteri HAM Natalius Pigai minta polisi bedakan demonstran dan perusuh

Khalied Malvino
3 Sep 2025 06:57

2 minutes reading

Menteri HAM, Natalius Pigai memberi keterangna pers terkait demo di beberapa kota besar dalam sepekan terakhir. (Antara)

PRIORITAS, 3/9/25 (Jakarta): Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai meminta Polri tegas membedakan demonstran dengan perusuh. Pernyataan itu ia sampaikan setelah gelombang penangkapan dalam aksi unjuk rasa pada akhir Agustus 2025.

“Kami meminta aparat penegak hukum secara tegas dan jelas membedakan sekaligus memisahkan para pengunjuk rasa dan perusuh, itu harus tegas,” ujar Pigai di kantornya, Jakarta, Selasa (2/9/25).

Tak berhenti di situ, Pigai menilai pembedaan penting dilakukan karena sejumlah informasi menyebut baik demonstran maupun perusuh kini ditahan di kepolisian.

“Pembeda ini penting karena hari ini kami mendapatkan informasi bahwa beberapa demonstran maupun juga mereka yang perusuh sedang diamankan di institusi kepolisian,” sambungnya.

Perlu adanya pembedaan

Menurut Pigai, pembedaan itu harus berlaku dalam penegakan hukum. Ia menekankan perusuh jelas masuk kategori perbuatan melawan hukum.

“Treatment atau penegakan hukum juga harus dibedakan bagi mereka yang demonstran atau pengunjuk rasa harus dibedakan dengan bagi mereka yang perusuh atau perbuatan melawan hukum, harus dibedakan,” katanya.

Di sisi lain, Polda Metro Jaya membeberkan angka penangkapan. Polisi mengamankan 1.240 orang terkait aksi demonstrasi yang berujung ricuh di Jakarta pada 25–31 Agustus 2025.

“Dari total yang diamankan, 1.113 orang telah dipulangkan, sedangkan sisanya masih menjalani proses hukum,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Selasa (2/9/25).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi menemukan sekitar 22 orang positif mengonsumsi narkoba. Selain itu, aparat menerima 9 laporan pidana dan telah menetapkan 10 orang sebagai tersangka.

Kerusuhan tidak hanya berakhir pada penangkapan. Polisi melaporkan sejumlah fasilitas umum rusak, mulai dari halte Transjakarta, pagar pembatas jalan, hingga kendaraan dinas Polri yang dibakar massa. (P-Khalied M)