PRIORITAS, 26/6/25 (Bitung): Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) RI, Teuku Riefky Harsya menyatakan siap dan bersedia membantu promosikan produk-produk ekonomi kreatif (Ekraf) yang diproduksi warga Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), agar mampu menembus pasar nasional. Demikian informasi yang diterima Beritaprioritas, Kamis (26/6/25).
”Kualitas produk usaha kuliner warga Kota Bitung sudah sangat baik desain hingga kemasannya. Tugas kita sekarang adalah bagaimana mendorong agar produk tersebut bisa masuk pasar nasional,” kata Riefky Harsya di sela-sela kunjungan kerja di Kota Bitung, Rabu (25/6/2025).
Dalam kunjungan Menekraf Teuku Riefky Harsyah didampingi Gubernur Sulut, Yulius Stevanus dan Ketua Dekranasda Sulut, Anik Yulius Selvanus. Mereka mengunjungi Galeri Dekranasda atau “Galeri Bitung Sepakat” dan menyaksikan langsung Festival Kuliner Bitung Street Food di Rumah Kreatif Kawasan Pasar Cita, Kecamatan Maesa.
Walikota Bitung Hengky Honandar dan Ketua Dekranasda Bitung, Ellen Honandar Sondakh tampak menyambut hangat kunjungan tersebut.
Pentingnya adaptasi teknologi digital
Menekraf lalu menyatakan, pentingnya adaptasi teknologi digital dalam pengembangan industri kreatif, seraya menyebut, Sulawesi Utara termasuk Bitung, memiliki kekayaan budaya dan alam sebagai fondasi kuat pertumbuhan ekonomi kreatif.
Ia juga memuji ragam produk yang ditampilkan, seperti sambal khas, makanan ringan, serta kerajinan kriya seperti tas dan pernak-pernik buatan tangan. Karena itu Menekraf optimis, produk-produk Bitung bisa menjadi ikon ekonomi kreatif nasional dengan dukungan promosi terstruktur dari pemerintah pusat.
Kunjungan tersebut semakin semarak dengan hadirnya atraksi budaya khas Bitung, seperti Cutting Tuna, Masamo, dan Tari Tangkap Cakalang, yang memadukan kearifan lokal dengan pesona wisata kreatif.
“Daerah dengan budaya kuat dan unik adalah fondasi utama industri kreatif. Bitung punya itu semua,” ujarnya.
Sementara itu Gubernur Sulut Yulius Selvanus mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulut memiliki sumber daya alam dan budaya yang sangat kaya, sehingga bisa berkembang industri kreatifnya.
“Kita dorong ke market nasional sehingga bisa membuka lapangan kerja yang berkualitas untuk masyarakat sulut sejahtera dan mendapatkan income untuk daerah,” demikian Yulius Selvanus. (P-Voucke Lontaan)