32.4 C
Jakarta
Monday, June 16, 2025

    Mencekam !!! Kelompok Muslim Sunni dan Syiah bentrok, tewaskan 25 orang

    Terkait

    PRIORITAS, 24/11/24 (Islamabad): Kembali terjadi bentrokan sektarian antara kelompok Muslim Sunni dan Syiah di Pakistan barat laut, Sabtu malam (23/11/24) waktu setempat.

    Dilaporkan, bentrokan berdarah ini menewaskan sedikitnya 25 orang.

    Sebagaimana dilansir New York Times, bentrokan itu juga membuat sejumlah rumah warga, pasar dan properti pemerintah rusak, demikian diungkap para pejabat serta warga setempat. Kekerasan itu terjadi di Kurram, distrik pegunungan yang indah di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, yang berbatasan dengan Afghanistan.

    Berdasarkan pejabat setempat, bentrokan ini berlangsung dua hari atau sejak Kamis (21/11/24) setelah serangan terhadap konvoi penumpang Syiah yang menewaskan 42 orang.

    Diketahui, Pakistan sebagian besar merupakan Muslim Sunni, tetapi populasi Kurram yang berjumlah 800.000 hampir setengahnya Muslim Syiah, sebuah dinamika dimana berkontribusi terhadap ketegangan suku dan sektarian.

    Dikatakan pejabat dan warga, kekerasan itu dimulai pada Jumat sore (22/11/24) di beberapa bagian distrik tempat kelompok Sunni dan Syiah yang tinggal berdekatan satu sama lain.

    Konfoi Syiah diserang

    Seperti dipaparkan Muhammad Shoaib, seorang penduduk kota berpenduduk Sunni tempat konvoi Syiah diserang pada hari Kamis (21/11/24), ratusan orang bersenjata lengkap dari sekte saingan telah menyerang pasar utama pada Jumat malam dan membakar puluhan toko dan rumah.

    “Selama berjam-jam pada malam itu, baku tembak sengit terjadi antara kedua belah pihak, dengan senjata besar digunakan secara bebas,” kata Shoaib, yang pada Jumat (22/11/24) pagi telah memindahkan keluarganya untuk tinggal bersama kerabat di distrik tetangga karena khawatir akan keselamatan mereka.

    “Kami tahu akan ada serangan balasan. Ini adalah siklus kekerasan yang telah kami saksikan dan derita selama bertahun-tahun sekarang,” kata Shoaib.

    Hingga kini pihak berwenang masih berupaya memulihkan ketertiban dan mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

    Seorang pejabat senior administrasi distrik, Javed ullah Mehsud, mengatakan, sedikitnya 25 orang tewas dalam kekerasan tersebut. Ia mengatakan bentrokan terus berlanjut di sedikitnya tiga lokasi.

    “Upaya untuk memulihkan perdamaian sedang dilakukan melalui pengerahan pasukan keamanan dan keterlibatan dengan dewan suku setempat,” kata Mehsud dan menambahkan, jam malam telah diberlakukan di jalan utama, dan pasar tetap tutup, dengan semua lalu lintas dihentikan,” ungkap Mehsud.

    Sementara itu, pada Jumat (22/11/24) siang, para korban serangan mematikan itu dimakamkan dan ribuan pelayat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir.

    “Bukan hal baru bagi kami untuk menguburkan begitu banyak orang dalam satu hari. Sebagai penganut Syiah, kami dibunuh di mana-mana, seperti di pasar, masjid, di jalan dan di mana-mana,” kata Mukhtar Hussain, seorang pelayat dari Parachinar, kota berpenduduk mayoritas Syiah di Kurram tempat sebagian besar korban berasal.

    Masa berkabung tiga hari

    Dilaporkan, kelompok Syiah di Pakistan telah mengumumkan masa berkabung tiga hari atas bentrokan tersebut. Serta telah mengorganisir protes di semua kota besar Pakistan.

    Seorang pemimpin Syiah, Allama Ahmed Iqbal Rizvi, mengatakan, berbagai kelompok militan, seperti Tehreek-e-Taliban Pakistan dan afiliasi lokal ISIS yang disebut Provinsi Khorasan ISIS, atau ISIS-K telah menargetkan penduduk Syiah di Kurram untuk waktu yang lama.

    “Ini adalah ketidakmampuan pemerintah dan lembaga negara,” kata Rizvi.

    Selanjutnya, Rizvi pun mengeluh, mereka tidak dapat melindungi warga yang bepergian di jalan sepanjang 155 mil dimana menghubungkan Kurram dengan Peshawar, ibu kota provinsi.

    Dikatakan, bulan ini, ribuan orang dari Parachinar menggelar pawai damai sejauh 10 mil untuk menuntut pembukaan kembali jalan dan jaminan keamanan. Pihak berwenang menanggapi dengan memulihkan akses sementara dan menjanjikan konvoi yang dilindungi pemerintah tiga kali seminggu.

    Disebutkan, tahun ini merupakan tahun yang sangat mematikan di Kurram. Pada akhir Juli, bentrokan selama seminggu antara komunitas Sunni dan Syiah menewaskan 46 orang dan ratusan lainnya terluka. Kekerasan lainnya pada bulan September menewaskan 45 orang dan melukai puluhan lainnya.

    Sementara para ahli mengaitkan eskalasi konflik sektarian dengan interaksi kompleks berbagai faktor yang berakar pada konteks sosial-ekonomi dan sejarah wilayah tersebut.

    “Di antaranya ialah kedekatan dengan Afghanistan, populasi Syiah yang signifikan, ketegangan atas kepemilikan tanah, dan pemerintahan yang lemah selama puluhan tahun di bawah hukum suku kolonial,” kata para ahli, sebagaimana dilansir CNBCIndonesia.com.

    “Kesenjangan sosial-ekonomi, dengan wilayah mayoritas Syiah yang seringkali lebih maju daripada wilayah mayoritas Sunni, yang berjuang dengan infrastruktur yang tidak memadai dan tingkat literasi yang rendah, semakin memperburuk ketegangan ini,” kata Tahmeed Jan, seorang peneliti yang berbasis di Islamabad yang telah bekerja di wilayah tersebut. (P-jr)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini