PRIORITAS, 1/3/25 (Jakarta): Pendidikan kewirausahaan sejak dini menjadi aspek krusial dalam membentuk generasi muda yang mandiri, kreatif, dan inovatif. Di era persaingan global yang semakin ketat, keterampilan berwirausaha tidak hanya berguna bagi mereka yang ingin menjadi pengusaha, tetapi juga membangun mental tangguh, pola pikir solutif, serta kemampuan adaptasi yang tinggi dalam berbagai bidang pekerjaan.
Pendidikan kewirausahaan sejak dini akan menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif anak, dapat membentuk mental tangguh dan pantang menyerah, mengembangkan kemampuan manajemen dan kepemimpinan, meningkatkan kemampuan beradaptasi dan problem solving, dapat menanamkan nilai kemandirian dan tanggung jawab.
Dengan pendidikan kewirausahaan, anak-anak tidak hanya bercita-cita menjadi pekerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja. Mereka bisa memulai usaha kecil-kecilan yang dapat berkembang seiring waktu. Pendidikan kewirausahaan sejak dini bukan hanya tentang bisnis, tetapi lebih kepada pembentukan karakter dan pola pikir kreatif, mandiri, serta problem solver. Dengan membiasakan anak berpikir wirausaha, mereka akan memiliki bekal yang kuat untuk menghadapi masa depan dan berkontribusi dalam kemajuan ekonomi.
Pendidikan kewirausahaan bisa diajarkan kepada siswa sekolah sejak Sekolah Dasar (SD) dengan harapan ke depannya memiliki bekal dan pengalaman untuk menjadi wirausaha. Demikian disampaikan Kepala Sekolah Interim (Iterim Head Teacher) Singapore Intercultural School South Jakarta (SIS-SJ), Andi Elisa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (1/3/25).
“Pendidikan kewirausahaan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSDGs) yang mencakup pendidikan berkualitas, mengurangi ketimpangan dan kesehatan serta kesejahteraan,” katanya.
Pendidikan kewirausahaan ini juga sejalan dengan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan alternatif penciptaan lapangan pekerjaan dengan menjadi pengusaha yang tangguh.
Dalam mengenalkan kewirausahaan di kalangan siswa, SIS-SJ secara berkala menyelenggarakan kegiatan kewirausahaan di antaranya bazar yang melibatkan siswa, orang tua dan komunitas yang ternyata mendapat animo sangat besar dari masyarakat.
Sebagai contoh bazar yang pernah diselenggarakan berhasil menyedot seribu pengunjung padahal hanya berlangsung empat jam saja. Kegiatan bazar seperti ini dapat mengembangkan keterampilan kewirausahaan, literasi keuangan, kreativitas dan empati siswa, sekaligus memastikan hasil kegiatan belajar sudah sesuai harapan (Desired Schoolwide Learning Outcomes/DSLOs).
Lebih dari sekadar lokapasar (marketplace), menurut Andi, acara ini memberikan kesempatan langsung bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan akademik mereka dalam bidang bisnis, matematika, seni, sains dan teknologi dalam situasi dunia nyata.
Seluruh keuntungan dari kegiatan kewirausahaan ini disalurkan kepada Komunitas Taufan dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Indonesia. Komunitas Taufan adalah sebuah organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk membantu anak-anak dengan penyakit kritis.
Sementara IOM Indonesia membantu memastikan proses migrasi yang aman, tertib dan manusiawi, dengan menyediakan bantuan kemanusiaan, mendukung kebijakan migrasi, memerangi perdagangan manusia, membantu pemukiman kembali dan meningkatkan kesejahteraan pekerja migran di seluruh dunia.
Melalui inisiatif ini, SIS-SJ memperkuat misinya dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan, kepedulian dan kewarganegaraan global bagi seluruh peserta didiknya. Siswa dalam ajang ini dilatih mengembangkan keterampilan hidup yang penting, termasuk keterampilan bisnis dan kewirausahaan, literasi keuangan dan manajemen uang, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.
Selain itu keterampilan presentasi dan berpikir analitis, empati dan kesadaran sosial, penerapan dunia nyata dari pengetahuan akademik di berbagai mata pelajaran.
Jadi bukan sekadar acara, menurut dia, melainkan ini adalah platform bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan hidup yang penting, berinteraksi dengan komunitas mereka dan memberikan dampak positif.
“Dengan menggabungkan pendidikan dan tanggung jawab sosial, kami memberdayakan siswa untuk menjadi individu yang penuh kasih, inovatif dan berpikiran global,” kata Administrative Head Teacher SIS South Jakarta, Fitriyanti Le.
Terkait kegiatan kewirausahaan tersebut, salah satu siswa Kelas 8 SIS South Jakarta, Asheeqa Shanum Ramsha mengaku sangat antusias bisa menuangkan ide kreatifnya di ajang tersebut. “Luar biasa! Kami bekerja keras untuk membuat produk kami sendiri dan menjualnya di acara tersebut. Saya merasa sangat senang melihat banyak pengunjung menyukai hasil karya kami,” katanya.
Mereka belajar banyak tentang kerja sama tim, “budgeting” dan penjualan. “Rasanya luar biasa melihat ide-ide kami menjadi kenyataan!” kata dia. (P-bwl)