27.4 C
Jakarta
Thursday, July 24, 2025

    Malaysia akan menurunkan harga BBM Ron95 Menjadi Rp7.627 per Liter

    Terkait

    PRIORITAS, 23/7/25 (Jakarta): Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, berencana memberikan subsidi penuh untuk bahan bakar jenis Ron95—bensin yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Malaysia—sebelum akhir September mendatang.

    Pada Rabu (23/7/25), kebijakan subsidi ini akan menurunkan harga Ron95 di SPBU menjadi RM1,99 per liter (sekitar Rp7.627), dari sebelumnya RM2,05 per liter (sekitar Rp7.903). Namun, warga negara asing tetap diwajibkan membayar harga pasar tanpa subsidi, dikutip dari Reuters.

    Dalam pidato Anggaran 2025 tahun lalu, Anwar sempat menyatakan, subsidi untuk Ron95 akan dikurangi bagi 15 persen kelompok berpendapatan tertinggi di Malaysia. Namun, belum ada kejelasan apakah kebijakan tersebut masih termasuk dalam rencana rasionalisasi saat ini.

    Sejumlah warga kelas menengah di Malaysia menyuarakan kekhawatiran, mereka bisa saja masuk dalam kelompok tersebut. Survei pada tahun 2022 menunjukkan, kelompok ini mencakup rumah tangga dengan pendapatan bulanan gabungan setidaknya RM13.500, dan tengah menghadapi tekanan akibat meningkatnya biaya hidup.

    Menghapus subsidi bagi kalangan mampu

    Para analis menilai, perubahan dalam skema rasionalisasi subsidi bahan bakar—yang mulai diterapkan pada pertengahan 2025 dan ditujukan untuk menghapus subsidi bagi kalangan mampu—berpotensi memengaruhi upaya konsolidasi fiskal pemerintah Malaysia.

    Muhammad Saifuddin Sapuan, ekonom dari Kenanga Investment Bank, menyatakan pemberian bantuan tunai serta kebijakan subsidi tetap diperlukan guna mendorong konsumsi dalam negeri, terutama di tengah tekanan eksternal yang disebabkan oleh ketidakpastian global yang masih berlangsung.

    “Namun demikian, hal ini memiliki konsekuensi, terutama terkait bagaimana pemerintah akan membiayainya, dan kemungkinan akan menekan target fiskalnya,” ujarnya, Rabu (23/7/25).

    Kathleen Chen, dari tim Sovereigns Fitch Ratings, mengatakan penundaan lebih lanjut atau kemajuan yang tidak memadai dalam rasionalisasi subsidi dapat membahayakan rencana pemerintah mengurangi defisitnya menjadi 3 persen pada tahun 2028. (P-Zamir)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini