Jakarta, 15/1/20 (SOLUSSInews) – Aksi divestasi atas dua mal mendatangkan dana sebesar Rp1,28 triliun bagi PT Lippo Karawaci Tbk.
Dilaporkan, LMIRT Management Ltd (LMIRT), manager dari Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIR Trust) dan anak usaha yang dimiliki oleh PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan telah menandatangani perjanjian jual beli (CSPA) dengan NWP Retail atas penjualan kedua mal di Indonesia total sebesar Rp1,28 triliun (S$ 124,3 juta).
Chief Executive Officer Manager REIT, James Liew, mengatakan, perubahan strategi Lippo ke arah pengelolaan portofolio secara aktif, mengoptimalkan nilai pemegang saham dan meningkatkan valuasi REIT dengan menunjukkan kemampuannya untuk mendivestasi aset dengan nilai valuasi yang menarik.
“Transaksi ini merupakan transaksi perdana setelah perubahan strategi LMIRT Management Ltd (LMIRT) ke arah pengelolaan portofolio secara aktif. Di masa lampau, LMIRT menggunakan strategi beli dan pegang yang merupakan strategi pengelolaan portofolio secara pasif,” kata James Liew dalam keterangan pers, di Jakarta, Rabu (8/1/20) lalu.
Lebih tinggi dari harga awal
Disebut James Liew, divestasi ini memberikan fleksibilitas dalam hal likuiditas untuk berinvestasi pada aset-aset baru, mengembalikan uang kas kepada para pemegang saham, atau menjajaki peluang investasi lainnya.
“Melangkah ke depan, kami akan terus mengoptimalkan portofolio kami untuk mengoptimalkan nilai pemegang saham. Transaksi ini menunjukkan kualitas portofolio kami serta memperkuat valuasi harga unit kami,” kata James Liew.
Harga penjualan senilai Rp997,4 miliar (S$ 96,8 juta) untuk Pejaten Village dan Rp283,3 miliar (S$ 27,5 juta) Binjai Supermall, lebih tinggi masing-masing sebesar 33,3 persen serta 19,3 persen dari harga perolehan awal. Yakni sebesar Rp748,0 miliar dan Rp237,5 miliar pada saat diakuisisi di tahun 2012.
Nilai tersebut juga merupakan diskon masing-masing sebesar 4,1 persen dan 8,3 persen dari nilai valuasi terbaru masing-masing mal sebesar Rp1.040,0 miliar dan Rp 09,0 miliar. Diskon tersebut secara signifikan lebih tinggi daripada diskon tersirat NAV REIT saat ini ketika diperdagangkan.
Mengelola aset secara proaktif
Transaksi ini memperkuat daya tarik pasar ritel Indonesia yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat, kelas menengah yang bertumbuh pesat, serta demografi penduduk berusia muda dimana lebih dari separuh populasi berusia di bawah 30 tahun.
Dengan ritel modern yang hanya 25 persen dari total ritel, mal ritel memberikan peluang pertumbuhan yang sangat besar. Mal-mal di Indonesia telah mengalami pertumbuhan jumlah kunjungan yang kuat bahkan ketika ritel online telah beroperasi.
“Mal ritel akan terus menjadi bagian inti dari bisnis kami dan kami akan terus bekerja untuk mengelola aset-aset kami secara proaktif untuk meningkatkan valuasi, mengidentifikasi peluang investasi, serta mengoptimalkan nilai pemegang saham,” ujar CEO LPKR, John Riady.
Dengan strategi pengelolaan portofolio secara aktif, REIT berada pada posisi yang lebih baik untuk menutup kesenjangan valuasinya dengan menjual asetnya yang memiliki harga pasar yang menarik.
“Visi kami adalah untuk terus meningkatkan strategi di anak-anak usaha kami untuk memberikan nilai tambah,” tandas John Riady. Demikian dilansir BeritaSatu.com. (S-BS/jr)