PRIORITAS, 20/7/25 (Seoul): Hujan deras yang melanda Korea Selatan selama lima hari telah menyebabkan 14 orang tewas dan 12 lainnya hilang.
“Rata-rata orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu curah hujan lebat, terbesar dalam 120 tahun di Korea Selatan”, kata Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Minggu (20/7/25).
Menurut laporan, satu orang tewas pada hari Minggu setelah rumah mereka ambruk saat hujan deras.
Korban lainnya ditemukan tewas setelah tersapu aliran sungai, yang meluap di Gapyeong, sebuah kota di timur laut Seoul.
Kementerian juga mengatakan delapan orang ditemukan tewas dan enam lainnya dilaporkan hilang di kota selatan Sancheong, setelah hujan lebat menyebabkan tanah longsor, rumah runtuh, dan banjir bandang di sana.
Laporan kementerian menyebutkan enam orang lainnya juga masih hilang di Gapyeong dan kota Gwangju di selatan.
Tewas dalam mobil
Awal minggu lalu, tiga orang ditemukan tewas di dalam mobil yang tenggelam setelah terseret banjir.
Seseorang lainnya tewas ketika mobilnya terkubur tanah dan beton, setelah dinding penahan jalan layang runtuh di Osan, tepat di selatan Seoul, saat hujan deras.
Di Seosan, Provinsi Chungcheong Selatan, seorang pria berusia 50-an tewas setelah mobilnya hanyut dalam banjir.
Menurut laporan petugas setempat, pria itu sempat menelepon istrinya dan berkata: “Mobilnya sedang hanyut.”
Tim tanggap darurat menemukan mobil dan pria itu tenggelam sekitar pukul 06.15.
Mereka segera membawa pria itu ke Pusat Medis Seosan, namun ia dinyatakan meninggal dunia tak lama kemudian.
Hingga pukul 09.00 Minggu pagi, sekitar 3.840 orang masih dievakuasi dari rumah.
Sehari sebelumnya terdapat 7.000 warga yang mengungsi.
Tetap waspada
Pejabat kementerian keselamatan masih meminta semua warga tetap waspada, meski hujan telah berhenti di sebagian besar wilayah Korea Selatan pada hari Minggu, dan peringatan hujan lebat telah dicabut di seluruh negeri.
Pemerintah Korea Selatan masih terus melakukan pemantauan dan penyelamatan di sejumlah wilayah yang terdampak hebat.
Hujan monsun yang lebat melanda wilayah tengah dan selatan Korea Selatan, menjadikannya negara dengan curah hujan tertinggi dalam 120 tahun
Di Gwangju, tempat tercatatnya curah hujan lebat sebesar 426 mm dan mengakibatkan banjir besar, penduduk mengatakan mereka belum pernah melihat kejadian seperti itu sebelumnya.
“Saya belum pernah melihat banjir di sini sebelumnya, karena tidak ada aliran air atau sungai di lingkungan ini,” kata seorang pemilik kafe berusia 26 tahun, Ibu Kim, kepada BBC.(P-Jeffry W)