PRIORITAS, 17/4/25 (Madrid): Juara bertahan dan pemegang rekor 15 gelar juara Eropa, Real Madrid tumbang dari Arsenal di leg kedua babak perempat final Liga Champions, Kamis (17/4/25) dini hari Wib. Tidak ada ‘comeback’ bersejarah bagi Los Blancos kali ini. Tidak ada gol pada menit-menit akhir, tidak ada drama hebat, tidak ada keajaiban di Stadion Santiago Bernabeu.
Madrid gagal mencapai empat besar untuk pertama kalinya sejak 2020. Mereka mengincar gelar Liga Champions ketiga dalam empat musim. The Gunners mengantungi kemenangan agregat 5-1, dan akan berhadapan dengan wakil Prancis, PSG, pada dua leg semifinal. Di leg pertama Arsenal menang 3-0.
Harapan Madrid untuk melakukan comeback lagi, seperti yang sering terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir di Liga Champions, mendapat pukulan telak ketika pemeriksaan VAR membatalkan penalti pada babak pertama. Tinjauan video dalam laga Madrid vs Arsenal kembali berperan pada menit ke-23, setelah Mbappé ditahan di dalam area penalti oleh Declan Rice, yang telah mencetak dua gol pada leg pertama melalui tendangan bebas.
VAR batalkan pinalti Madrid
Letexier menunjuk titik penalti saat itu, tetapi setelah pemeriksaan VAR yang panjang, ia dipanggil ke monitor lagi dan kemudian membatalkan keputusannya. Arsenal sebelumnya telah dihadiahi penalti setelah tinjauan video, tetapi Bukayo Saka gagal mengeksekusi tendangan penalti.
Saka membawa Arsenal unggul dari dalam kotak penalti memanfaatkan umpan bagus dari Mikel Merino pada menit ke-65. Keunggulan Arsenal hanya bertahan 2 menit. Madrid menyamakan kedudukan melalui Vinícius Júnior memanfaatkan kesalahan pertahanan William Saliba.
Gabriel Martinelli memberi Arsenal kemenangan dengan mencetak gol melalui serangan balik 3 menit memasuki waktu tambahan, juga setelah mendapat umpan dari Merino. Mbappé digantikan oleh Brahim Díaz pada menit ke-75 karena cedera dan sebagian penonton di Bernabeu mencemooh bintang Prancis itu ketika pergantiannya diumumkan.
Itu adalah penampilan yang kurang bersemangat bagi Mbappé, yang sekali lagi tidak akan mampu memenangi gelar Liga Champions. “Ini adalah momen yang sulit,” kata pemain Real Madrid Lucas Vazquez. “Kami mencoba tetapi pada akhirnya kami tidak dapat mencapai tujuan kami. Kami akan kembali lebih kuat. Madrid selalu melakukannya,” tambahnya.
Itu adalah tugas yang sulit bagi Madrid sejak awal, dan tidak pernah bisa berbuat banyak melawan pertahanan kokoh Arsenal di bawah pelatih Mikel Arteta. Tim Inggris itu belum pernah kalah dengan selisih tiga gol dalam hampir 3 tahun, dan hanya empat kali tim tuan rumah menghapus defisit leg pertama tiga gol atau lebih di era Liga Champions.
Arsenal tidak pernah kalah dari Madrid dalam tiga pertemuan sebelumnya. Mereka juga mengalahkan Madrid di babak sistem gugur Liga Champions pada 2005-2006, saat mencapai final dan akhirnya kalah dari Barcelona. The Gunners disingkirkan oleh Manchester United terakhir kali mereka mencapai empat besar pada 2008-2009.
Didukung oleh penonton yang riuh di Bernabeu, Madrid mencoba untuk mengawali dengan baik. Mereka mencetak gol 2 menit setelah pertandingan dimulai, tetapi gol Mbappé dianulir karena offside yang jelas. Arsenal memiliki peluang untuk menambah keunggulan setelah mendapat hadiah penalti sekitar 10 menit kemudian, tetapi tendangan Saka pada menit ke-13 dari titik penalti berhasil ditepis oleh kiper Madrid, Thibaut Courtois, yang menggunakan tangan kirinya untuk menepis bola muntah pemain depan tersebut.
Penalti diberikan setelah Raúl Asencio menahan Mikel Merino di dalam area penalti saat tendangan sudut dalam aksi yang tidak dianulir oleh wasit Prancis, François Letexier dikutip dari Beritasatu.com. Namun, ia dipanggil ke monitor pinggir lapangan oleh VAR untuk meninjau insiden tersebut dan kemudian menunjuk titik penalti. (P-wr)