30.6 C
Jakarta
Thursday, December 12, 2024

    Kurangnya layar bioskop membuat industri film Nasional bergerak lambat

    Terkait

    PRIORITAS, 9/12/24 (Jakarta): Pandemi Covid-19 berdampak sangat signifikan terhadap bioskop di Indonesia, dengan penurunan jumlah penjualan tiket bioskop secara signifikan. Namun, paskah pulihnya ekonomi Indonesia ikut mendorog bangkitnya usaha bioskop yang sempat terpuruk.

    Beberapa waktu belakangan ini, jumlah penonton film Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada semester pertama tahun 2024, jumlah penonton bioskop Cinema XXI meningkat 26,2%.

    Selain kenaikan jumlah penonton itu, banyak film Indonesia dikabarkan berhasil tembus 1 juta penonton, diantaranya Agak Laen, Pemandi Jenazah, Ancika: Dia yang Bersamaku 1995, Kereta Berdarah, Badarawuhi Di Desa Penari, juga Siksa Kubur.

    Namun, sayangnya jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat kurang jika dibandingkan dengan populasi penduduk. Mayoritas bioskop hanya tersedia di wilayah perkotaan. Berkaitan dengan itu, pemerintah mengajak para investor untuk membuka lebih luas gedung-gedung bioskop di wilayah-wilayah yang belum memilikinya, khususnya di daerah perdesaan (kabupaten/kota) agar industri film nasional segera tumbuh.

    “Kita mendorong semua investor untuk lebih yakin membuka bioskop-bioskop di kabupaten, di kota, yang belum ada bioskopnya,” ujar Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (9/12/24).

    Giring mengatakan film-film Indonesia mulai mendominasi layar kaca. Selain itu, sekitar 60 persen dari total penonton adalah mereka yang menyaksikan film-film produksi sineas tanah air. Ia yakin pada akhir tahun ini, jumlah penonton film-film Indonesia bisa mencapai 75 juta dari total keseluruhan penonton, baik dari layar lebar maupun online.

    Dari berbagai sumber yang dikumpulkan, jumlah penonton film Indonesia tahun 2024 merupakan yang tertinggi sejak 98 tahun silam, dengan total 68,95 juta penonton per 3 November 2024.

    Berkaca pada potensi yang besar itu, Kementerian Kebudayaan mengajak investor untuk semakin memperluas pasarnya di daerah-daerah yang belum memiliki bioskop. “Itu tertinggi sepanjang sejarah negara Indonesia ini, makanya kita mendorong investor-investor untuk buka bioskop-bioskop,” kata Giring seperti dilansir Antara.

    Giring juga menyatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan industri bioskop besar. Mereka, kata Giring, telah memberikan lampu hijau. “Mudah-mudahan nanti akan banyak lagi (bioskop),” kata dia.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan sebagai kementerian koordinator, pihaknya akan mendukung segala sesuatu yang berkaitan dengan pemajuan kebudayaan.

    “Jadi, di Kemenko PMK adalah mengkoordinasikan kalau itu terkait dengan misalnya dukungan dari pemerintah daerah kita akan komunikasi dengan Kemendagri, termasuk dukungan infrastruktur dan keuangan,” kata dia.

    Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung perkembangan ekosistem perfilman Indonesia agar mampu bersaing di kancah internasional. Menurut dia, film Indonesia kini telah menjadi “tuan di negeri sendiri”, dan diterima luas oleh masyarakat, serta memiliki potensi besar untuk mendunia.

    “Kementerian Kebudayaan mendorong ekosistem perfilman berkembang sesuai harapan insan perfilman. Dukungan berupa anggaran, seperti film fund, sangat dibutuhkan, terutama untuk film-film bertema kebangsaan, anak-anak, atau karya seni yang memerlukan afirmasi,” kata Fadli Zon. (P/bwl)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini