26.9 C
Jakarta
Saturday, February 22, 2025

    Krisis pekerja landa Eropa, 15 negara butuh tenaga kerja asing

    Terkait

    PRIORITAS, 18/2/25 (London): Laporan yang diterima Beritaprioritas.com Selasa (18/2/25) menyebutkan, sebanyak 15 negara di Eropa mengalami kekurangan tenaga kerja yang sangat parah, pada 2024 lalu. Sebelumnya pada tahun 2022, meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti kemerosotan ekonomi dan ketidakpastian geopolitik, pasar tenaga kerja di Uni Eropa tetap kuat.

    Tingkat ketenagakerjaan mencapai rekor tertinggi sebesar 74,6 persen, dengan jumlah pekerja sebanyak 213,7 juta orang. Tingkat pengangguran turun ke level terendah, yaitu 6,2 persen, sementara pengangguran di kalangan kaum muda menurun menjadi 14,5 persen, dikutip dari beritasatu.com Selasa (18/2/25).

    1. Jerman: Sebagai ekonomi terbesar di Eropa, Jerman menghadapi kekurangan tenaga kerja di sektor manufaktur, perhotelan, dan layanan kesehatan akibat populasi yang menua dan angka kelahiran yang rendah.

    2. Inggris Raya: Pasca-Brexit, peraturan imigrasi yang ketat menyebabkan kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian, kesehatan, dan konstruksi. Inggris juga menghadapi ketidaksesuaian keterampilan dan tenaga kerja yang menua.

    3. Prancis: Kekurangan tenaga kerja terjadi di sektor perhotelan dan manufaktur, diperburuk oleh ketegangan sosial yang disorot dalam gerakan “rompi kuning.”

    4. Spanyol: Meskipun tingkat pengangguran tinggi, ketidaksesuaian keterampilan dan populasi yang menua menyebabkan kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu.

    5. Italia: Kekurangan tenaga kerja terjadi di bidang perawatan kesehatan, teknik, dan teknologi akibat populasi yang menua dan migrasi tenaga kerja ke negara-negara Uni Eropa lainnya.

    6. Polandia: Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Polandia mengalami kekurangan tenaga kerja di sektor manufaktur dan konstruksi, sebagian karena emigrasi ke negara-negara Uni Eropa lainnya.

    7. Belanda: Sektor perawatan kesehatan dan pendidikan di Belanda sangat terdampak oleh kekurangan tenaga kerja.

    8. Belgia: Kekurangan tenaga kerja terutama terasa di sektor teknik dan TI, diperparah oleh populasi yang menua.

    9. Swedia: Sektor perawatan kesehatan dan teknologi Swedia mengalami kekurangan tenaga kerja meskipun memiliki standar hidup yang tinggi dan sistem kesejahteraan yang kuat.

    10. Norwegia: Kekurangan tenaga kerja terjadi di sektor minyak dan gas, perawatan kesehatan, dan konstruksi, meski kondisi kerja di Norwegia sangat menarik.

    11. Finlandia: Sektor perhotelan dan perawatan kesehatan Finlandia menghadapi kekurangan tenaga kerja yang signifikan, sehingga pemerintah berupaya meningkatkan imigrasi tenaga kerja.

    12. Austria: Ekonomi Austria yang berkembang pesat menghadapi kekurangan tenaga kerja di bidang perdagangan terampil.

    13. Republik Ceko: Kekurangan tenaga kerja berdampak pada sektor TI dan perhotelan, yang memengaruhi hasil industri.

    14. Denmark: Sektor konstruksi, teknologi, dan perawatan kesehatan di Denmark mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga kerja berkualitas.

    15. Irlandia: Ekonomi Irlandia yang sedang bangkit membutuhkan lebih banyak pekerja terampil di sektor konstruksi dan perawatan kesehatan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

    Sektor perawatan kesehatan dan pendidikan di Belanda sangat terdampak oleh kekurangan tenaga kerja.

    Berdasarkan Laporan Kekurangan Tenaga Kerja 2024, berikut merupakan 15 negara Eropa yang paling terdampak:

    1. Jerman: Sebagai ekonomi terbesar di Eropa, Jerman menghadapi kekurangan tenaga kerja di sektor manufaktur, perhotelan, dan layanan kesehatan akibat populasi yang menua dan angka kelahiran yang rendah.

    2. Inggris Raya: Pasca-Brexit, peraturan imigrasi yang ketat menyebabkan kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian, kesehatan, dan konstruksi. Inggris juga menghadapi ketidaksesuaian keterampilan dan tenaga kerja yang menua.

    3. Prancis: Kekurangan tenaga kerja terjadi di sektor perhotelan dan manufaktur, diperburuk oleh ketegangan sosial yang disorot dalam gerakan “rompi kuning.”

    4. Spanyol: Meskipun tingkat pengangguran tinggi, ketidaksesuaian keterampilan dan populasi yang menua menyebabkan kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu.

    5. Italia: Kekurangan tenaga kerja terjadi di bidang perawatan kesehatan, teknik, dan teknologi akibat populasi yang menua dan migrasi tenaga kerja ke negara-negara Uni Eropa lainnya.

    6. Polandia: Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Polandia mengalami kekurangan tenaga kerja di sektor manufaktur dan konstruksi, sebagian karena emigrasi ke negara-negara Uni Eropa lainnya.

    7. Belanda: Sektor perawatan kesehatan dan pendidikan di Belanda sangat terdampak oleh kekurangan tenaga kerja.

    8. Belgia: Kekurangan tenaga kerja terutama terasa di sektor teknik dan TI, diperparah oleh populasi yang menua.

    9. Swedia: Sektor perawatan kesehatan dan teknologi Swedia mengalami kekurangan tenaga kerja meskipun memiliki standar hidup tinggi dan sistem kesejahteraan yang kuat.

    10. Norwegia: Kekurangan tenaga kerja terjadi di sektor minyak dan gas, perawatan kesehatan, dan konstruksi, meski kondisi kerja di Norwegia sangat menarik.

    11. Finlandia: Sektor perhotelan dan perawatan kesehatan Finlandia menghadapi kekurangan tenaga kerja yang signifikan, sehingga pemerintah berupaya meningkatkan imigrasi tenaga kerja.

    12. Austria: Ekonomi Austria yang berkembang pesat menghadapi kekurangan tenaga kerja di bidang perdagangan terampil.

    13. Republik Ceko: Kekurangan tenaga kerja berdampak pada sektor TI dan perhotelan, yang memengaruhi hasil industri.

    14. Denmark: Sektor konstruksi, teknologi, dan perawatan kesehatan di Denmark mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga kerja berkualitas.

    15. Irlandia: Ekonomi Irlandia yang sedang bangkit membutuhkan lebih banyak pekerja terampil di sektor konstruksi dan perawatan kesehatan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

    Kekurangan tenaga kerja di Eropa disebabkan beberapa faktor utama, yaitu:

    • Populasi Menua: Banyak negara Eropa memiliki populasi yang menua sehingga tenaga kerja semakin menyusut.
    • Ketidaksesuaian Keterampilan: Perbedaan antara keterampilan pekerja dan kebutuhan pemberi kerja, terutama di sektor yang berkembang pesat seperti teknologi dan konstruksi.
    • Pola Migrasi: Pembatasan imigrasi dan dampak Brexit memperburuk kekurangan tenaga kerja di beberapa negara.
    • Keterbatasan Sistem Pendidikan: Beberapa negara mengalami kesenjangan keterampilan kejuruan dan teknis akibat sistem pendidikan yang tidak selaras dengan kebutuhan pasar kerja.

    Ketika kekurangan tenaga kerja terjadi di Eropa, hal ini menjadi kesempatan bagi pekerja terampil dari luar negeri untuk mengisi kekosongan tersebut. Negara-negara Eropa dapat memberikan peluang bagi tenaga kerja terampil dari negara yang memiliki kelebihan bakat untuk memenuhi kebutuhan ini. (P-Zamir)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini