PRIORITAS, 7/7/25 (Jakarta): Jubah terbang yang dulu hanya muncul di film fiksi ilmiah kini resmi masuk ke dalam strategi militer Indonesia. Bukan sekadar atraksi ekstrem, teknik meluncur bebas dari langit ini kini menjadi bagian dari doktrin pertahanan udara nasional.
Bagi sebagian besar masyarakat, terjun wingsuit mungkin terdengar asing atau hanya milik atlet olahraga ekstrem. Namun, bagi satuan elite TNI Angkatan Udara, keterampilan itu justru bisa menjadi senjata diam-diam yang menghantam musuh tanpa suara.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi pertahanan semakin mengaburkan batas antara olahraga ekstrem dan strategi militer. Salah satunya terbukti lewat kehadiran satuan baru bernama Tim Wingsuit Kopasgat—pasukan khusus pertama di Indonesia yang mampu menyusup lewat udara dengan teknik terbang horizontal.
Ksatria udara lahir dari langit
Cikal bakal tim ini muncul pada 2018. Saat itu, dua anggota Kopasgat diketahui memiliki kemampuan terjun wingsuit meski belum ada struktur resmi yang menaunginya.
Kesempatan itu ditangkap oleh Komandan Wing I Kopasgat, Kolonel Pas Helmi A. Nange. Ia yang juga mantan atlet penerjun memutuskan membentuk unit elite ini pada 2024.
“Langkah ini jadi bukti nyata komitmen Kopasgat dalam meningkatkan mobilitas vertikal dan fleksibilitas infiltrasi,” ujar Kolonel Nange seperti dikutip Beritaprioritas dari Antara, Senin (7/7/25).
Setelah terbentuk, tim ini difokuskan untuk operasi senyap dengan tingkat akurasi tinggi. Wingsuit memungkinkan pasukan meluncur lebih jauh secara horizontal dibanding terjun bebas konvensional.
Operasi senyap di langit musuh
Teknik wingsuit menuntut keterampilan tinggi. Penerjun harus melayang dekat permukaan bumi sebelum menarik parasut di titik kritis.
Keunggulan metode ini tak hanya pada jarak luncur. Dalam operasi tempur, teknik ini memungkinkan penyusupan yang tidak terdeteksi radar.
“Penerjun wingsuit bisa menyusup secara tersembunyi, presisi, dan menjangkau lebih jauh,” jelas Nange lagi.
Pelatihan khusus berskala dunia
Agar kemampuan tim tidak asal-asalan, TNI AU mendatangkan dua pelatih wingsuit profesional dari Australia:
-
Ben “Dicko” Dixon – spesialis terjun wingsuit dengan pengalaman global
-
Tahi-Paul Monroe – pelatih militer dan sipil dengan jam terbang tinggi
Keduanya melatih pasukan Kopasgat dengan standar militer internasional. Proses pelatihan berada di bawah komando langsung Dankopasgat Marsekal Muda TNI Deny Muis.
Pelatihan ini dipantau Dandenmatra 1 Letkol Pas Riwan Sugiyono sebagai Perwira Operasi Latihan. Kolonel Nange sendiri bertindak sebagai Komandan Latihan. (P-Khalied Malvino)