PRIORITAS, 28/7/25 (Bogor): Ketua Umum Presidium Persatuan Nusantara Indonesia (Ketum PPNI), Dr. Jan Samuel Maringka, S.H., M.H., mengatakan, generasi mendatang akan kuat, jika ketahanan pangannya kuat.
Hal itu diungkapkan Jan Maringka saat menjadi nara sumber pada acara pengkaderan Pengurus Keluarga Besar Putra-Putri Polri (KBPP) dalam sesi “Ketahanan Pangan di Indonesia”. Giat di Mako Brimob, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, itu diadakan Jumat (25/7/25), dan dibagikan Humas PPNI kepada media, dilansir Beritaprioritas dari Afirmasinews Minggu (27/7/25).
Dalam kesempatan itu, Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI pada 2017-2020 itu, mengatakan, program ketahanan pangan bukan hanya persoalan logistik atau pertanian semata, melainkan menjadi urusan strategis negara berdaulat yang menyangkut harkat hidup dan kedaulatan nasional.
Wujudkan swasembada pangan
Mengusung tema “Jaga Pangan, Jaga Masa Depan”, Maringka menekankan bahwa generasi mendatang akan kuat, jika ketahanan pangannya kuat. “Mulai hari ini, bersama semua elemen bangsa, baik itu pemerintah, masyarakat maupun generasi mudanya, mari bangkit wujudkan swasembada pangan, mulai dari makanan pokok, daging, sayuran sampai buah-buahan,” jelas Jan Maringka.
Mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian itu lalu menjelaskan bahwa acara ini adalah momentum penting dalam mempertegas peran strategis generasi muda, khususnya pengurus dan kader KBPP Polri. “Terutama dalam menjaga stabilitas nasional melalui sistim ketahanan pangan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Secara konkret ia mengatakan, pengurus dan kader KBPP Polri bisa mengambil peran dalam mengawasi lahan-lahan pertanian produktif, yang tergerus oleh pembangunan infra struktur. Di matanya, pembangunan tersebut tidak mengacu pada ketentuan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), green house integrated farming dalam penguatan lumbung pangan.
“Selain itu, pangan bisa menjadi lahan pekerjaan dan kewirausahaan yang bisa meningkatkan pendapatan yang besar pada saat ini dan mendatang,” ujarnya lagi.
Kegiatan perkaderan ini juga menghadirkan sejumlah tokoh nasional lainnya sebagai pembicara. Di antaranya Ketua Umum KBPP Polri Dr. Evita Nursanty, M.Sc., Komandan Korps Brimob Polri (Dankor Brimob) Komjen Pol. Drs. Imam Widodo, M.Han, serta Kepala Baharkam Polri Komjen Pol Dr. H. Mohammad Fadil Imran, M.Si.
Turut memberikan materi pula Ketua Dewan Kehormatan KBPP Polri Komjen Pol (Purn) Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., Kepala BNN Komjen Pol. Dr. Martinus Hukom serta Ketua Baleg DPR RI/Anggota Dewan Kehormatan KBPP Polri Dr. Bob Hasan, S.H., M.H. Para narasumber ini membahas isu strategis mulai dari wawasan kebangsaan, keamanan digital, hingga sinergitas nasional dalam pemberantasan narkoba.
Acara ini diikuti lebih dari 300 peserta yang merupakan para pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KBPP Polri dari seluruh provinsi di Indonesia. Kehadiran mereka mencerminkan semangat kolektif dalam memperkuat ketahanan pangan sebagai bagian dari kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional.

Pilar kedaulatan negara
Dalam pemaparannya, Jan Maringka selanjutnya mengatakan, di tengah ancaman perubahan iklim, krisis global, dan ketegangan geopolitik, isu pangan telah menjadi alat geopolitik baru. Negara-negara maju, lanjutnya, berlomba-lomba mengamankan akses terhadap sumber daya pangan dan air. Dalam kondisi demikian, Jan Maringka menyatakan bahwa Indonesia harus mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
“Ketahanan pangan itu bukan hanya tentang beras, jagung, dan kedelai. Ini adalah tentang eksistensi bangsa. Jika pangan kita tergantung pada negara lain, maka kedaulatan kita juga dalam ancaman,” tegasnya di hadapan 300 peserta pengkaderan.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa generasi muda dan komunitas strategis seperti KBPP Polri perlu diberikan pemahaman mendalam soal pentingnya kemandirian pangan. Ia menekankan bahwa dengan kekuatan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, negara ini seharusnya bisa menjadi lumbung pangan dunia.
Jan Maringka menyebutkan, KBPP Polri sebagai organisasi kepemudaan yang memiliki akar di institusi keamanan negara, merupakan ‘mitra strategis dalam mengamankan kehidupan rakyat’. Dalam konteks ketahanan pangan, KBPP Polri dapat berperan dalam membangun edukasi publik, pendampingan petani, serta menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah.
Ia menyampaikan, penguatan ideologi kebangsaan harus berjalan seiring dengan penguatan ekonomi rakyat, termasuk sektor pangan. “Kalau kita bicara soal bela negara hari ini, maka menjaga pangan adalah bentuk konkretnya,” kata Jan Maringka penuh semangat.
“Kita tidak bisa membiarkan anak-anak muda hanya menjadi penonton ketika petani kita kehilangan lahan, nelayan kekurangan akses bahan bakar, atau pasar rakyat diserbu produk asing. Kita butuh pemuda-pemuda terdidik, sadar bangsa, dan siap turun langsung memperjuangkan kemandirian ekonomi berbasis pangan,” lanjutnya.
Pemanfaatan teknologi
Di era digital ini, Jan Maringka juga menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi untuk mendukung produksi dan distribusi pangan. Ia mendorong hadirnya inovasi dari kalangan milenial dan gen Z untuk menciptakan pertanian presisi, sistem logistik berbasis data, hingga aplikasi mobile untuk distribusi hasil tani secara langsung dari petani ke konsumen.
Jan Maringka juga mendorong KBPP Polri untuk menggandeng kampus, lembaga riset, dan inkubator digital untuk memperkuat ekosistem inovasi pertanian nasional.
“Saya percaya, teknologi adalah senjata utama kita untuk melompat jauh. Bayangkan jika seluruh desa punya aplikasi pasar lokal, anak muda jadi penghubung antara petani dan pembeli, semua transparan, semua untung. Inilah wajah pertanian masa depan,” tandasnya. (P-*/ht)