Foto ilustrasi, Pekerja mengangkut beras saat bongkar muat di gudang Bulog Cabang Cirebon, Jawa Barat, Rabu (6/8/25). (Antara)
PRIORITAS, 11/9/25 (Jakarta): Kemenko Pangan memperkirakan swasembada beras dapat terwujud tahun ini, sehingga memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kalau kita bilang swasembada untuk komoditas beras, sudah bisa tahun ini dicapai,” kata Deputi Bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Pangan Nani Hendiarti saat menjadi pembicara dalam kegiatan Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025 di Jakarta, Rabu (10/9/25).
Ia menilai swasembada pangan, terutama beras, pada tahun ini berhasil dicapai berkat program perluasan lahan serta kebijakan percepatan pembangunan kawasan pangan.
Pemanfaatan lahan tidak produktif
Pemerintah juga menyoroti pemanfaatan lahan tidak produktif sebagai strategi untuk menambah kapasitas produksi nasional, sehingga kebutuhan pangan bisa dipenuhi tanpa harus bergantung pada impor.
Selain mendorong peningkatan produksi, pemerintah turut memberi perhatian besar pada dampak perubahan iklim, dengan memastikan ketahanan pangan tetap terjaga meski dihadapkan pada tantangan lingkungan yang semakin rumit.
Program perluasan lahan dijalankan dengan pendekatan ramah lingkungan, agar pembangunan sistem pangan tetap selaras dengan tata guna lahan, upaya restorasi, serta keberlanjutan ekosistem pertanian di tingkat nasional.
Pemerintah turut menyiapkan sejumlah program tambahan, seperti penyediaan makanan bergizi gratis dan penguatan koperasi desa, guna memperkokoh fondasi ketahanan pangan berkelanjutan.
Kebijakan swasembada pangan ditegaskan sebagai elemen penting pembangunan ekonomi kerakyatan, dengan menempatkan pangan sebagai motor penggerak kesejahteraan masyarakat.
Kemenko Pangan memandang desa sebagai pusat ekosistem pembangunan pangan, sehingga memperkuat desa menjadi kunci utama untuk mencapai target swasembada dan ketahanan pangan nasional.
Optimisme tinggi
Dengan optimisme yang tinggi, pemerintah menargetkan swasembada pangan tahun ini dapat benar-benar terwujud, membawa dampak positif bagi ketahanan nasional serta posisi Indonesia dalam kancah global.
Kemenko Pangan menegaskan swasembada bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk mendukung negara-negara lain melalui bantuan internasional, meski kapasitas saat ini masih terbatas.
“Untuk ke depan kita mungkin juga harus berjaga untuk bisa men-support misalnya negara-negara yang sangat membutuhkan (beras) karena sekarang kita juga ada bantuan internasional namanya, tapi masih sedikit kuotanya,” kata Nani, dikutip dari Antara.
Secara umum Kemenko Pangan merancang tiga bagian untuk mendukung swasembada pangan pertama intensifikasi meliputi penyediaan pupuk untuk petani; percepatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; pendayagunaan penyuluh pertanian; penyediaan bibit unggul; serta pangan biru.
Kedua yaitu ekstensifikasi meliputi pengembangan cetak sawah di wilayah lumbung pangan baru; percepatan pembangunan kawasan swasembada pangan, energi dan air. Ketiga program lainnya meliputi cadangan pangan pemerintah dan stabilisasi harga pangan; pengelolaan sampah, makan bergizi gratis; dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Dia menyebutkan stok beras secara nasional tercatat mencapai sekitar 4,23 juta ton per Juli 2025. Dengan stok itu Pemerintah memastikan tidak hanya pada peningkatan jumlah stok, tetapi juga pada efektivitas distribusi ke seluruh wilayah.
Diketahui, Pemerintah menargetkan swasembada pangan khususnya beras bisa terwujud pada 2027 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. (P-Zamir)
No Comments