32.6 C
Jakarta
Thursday, August 14, 2025

    Kemenhub tetapkan 36 bandara berstatus internasional, termasuk Bandara Sam Ratulangi

    Terkait

    PRIORITAS, 14/8/25 (Jakarta): Pemerintah resmi menetapkan 36 bandara umum di Indonesia sebagai bandara internasional. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2025 dan menjadi bagian dari strategi penguatan industri penerbangan, pariwisata, perdagangan, dan investasi.

    Langkah ini diharapkan mempercepat pemerataan ekonomi di seluruh wilayah sesuai visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menjelaskan, Presiden Prabowo memberi instruksi agar pembukaan bandara internasional dilakukan sebanyak mungkin di berbagai daerah untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.

    “Penetapan bandara internasional ini menjadi langkah strategis untuk mendorong percepatan perputaran ekonomi dan pariwisata daerah,” ujar Dudy di Jakarta, Rabu (13/8/25).

    Penetapan ini tidak hanya menambah jumlah bandara internasional, tetapi juga mengubah peta transportasi udara nasional. Sebelumnya, pada 2024 hanya ada 17 bandara internasional, turun dari 34 bandara pada 2015–2021. Kini jumlahnya melonjak menjadi 36 bandara.

    Berikut daftar lengkap 36 bandara yang mendapatkan status internasional:

    1. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda – Aceh Besar, Aceh
    2. Bandar Udara Kualanamu – Deli Serdang, Sumatera Utara
    3. Bandar Udara Minangkabau – Padang Pariaman, Sumatera Barat
    4. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru, Riau
    5. Bandar Udara Hang Nadim – Batam, Kepulauan Riau
    6. Bandar Udara Soekarno-Hatta – Tangerang, Banten
    7. Bandar Udara Halim Perdanakusuma – Jakarta Timur, DKI Jakarta
    8. Bandar Udara Kertajati – Majalengka, Jawa Barat
    9. Bandar Udara Kulon Progo – Kulon Progo, DI Yogyakarta
    10. Bandar Udara Juanda – Sidoarjo, Jawa Timur
    11. Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai – Badung, Bali
    12. Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid – Lombok Tengah, NTB
    13. Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman – Balikpapan, Kalimantan Timur
    14. Bandar Udara Sultan Hasanuddin – Maros, Sulawesi Selatan
    15. Bandar Udara Sam Ratulangi – Manado, Sulawesi Utara
    16. Bandar Udara Sentani – Jayapura, Papua
    17. Bandar Udara Komodo – Manggarai Barat, NTT
    18. Bandar Udara S.M. Badaruddin II – Palembang, Sumatera Selatan
    19. Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin – Belitung, Kepulauan Bangka Belitung
    20. Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani – Semarang, Jawa Tengah
    21. Bandar Udara Syamsudin Noor – Banjarbaru, Kalimantan Selatan
    22. Bandar Udara Supadio – Pontianak, Kalimantan Barat
    23. Bandar Udara Raja Sisingamangaraja XII – Tapanuli Utara, Sumatera Utara
    24. Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah – Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
    25. Bandar Udara Radin Inten II – Lampung Selatan, Lampung
    26. Bandar Udara Adi Soemarmo – Boyolali, Jawa Tengah
    27. Bandar Udara Banyuwangi – Banyuwangi, Jawa Timur
    28. Bandar Udara Juwata – Tarakan, Kalimantan Utara
    29. Bandar Udara El Tari – Kupang, NTT
    30. Bandar Udara Pattimura – Ambon, Maluku
    31. Bandar Udara Frans Kaisiepo – Biak Numfor, Papua
    32. Bandar Udara Mopah – Merauke, Papua Selatan
    33. Bandar Udara Kediri – Kediri, Jawa Timur
    34. Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri – Palu, Sulawesi Tengah
    35. Bandar Udara Domine Eduard Osok – Sorong, Papua Barat Daya
    36. Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto – Samarinda, Kalimantan Timur

    Khusus untuk Bandar Udara Halim Perdanakusuma, penerbangan internasional hanya berlaku bagi angkutan udara niaga tidak berjadwal, angkutan udara bukan niaga, dan penerbangan pesawat udara negara.

    Dudy menegaskan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara akan mengawasi pelaksanaan keputusan ini. Evaluasi status bandara internasional dilakukan minimal dua tahun sekali.

    “Pengelola bandara wajib memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan, dan pelayanan sebelum penerbangan internasional berlangsung. Semua persyaratan harus disampaikan paling lambat enam bulan sejak keputusan ini dikeluarkan,” kata Dudy.

    Langkah ini membuka peluang besar bagi daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Daerah dengan bandara internasional diharapkan mampu menarik investasi, meningkatkan arus wisatawan, dan memperluas konektivitas global. (P-Khalied M)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini