PRIORITAS, 6/2/25 (Los Angeles): Penyelenggaraan ajang musk paling bergengsi di Amerika dan dunia, Grammy Awards 2025, sudah selesai digelar Minggu (2/2/25) lalu. Tapi gemanya masih ada, salahsatunya terkait kontroversi kemenangan Beyonce meraih penghargaan tertinggi “Album of the Year”, yang diprotes.
“Dia tak layak menang (dalam kategori itu),” kecam seorang netizen.
Bahkan ada yang menuduhnya melakukan suap. “You didn’t deserve that grammy, how much you pay for it?” ujar salah seorang netizen di kolom komentar Beyonce.
“You didn’t deserve album of the year,” timpal yang lainnya.
Ada juga yang menyampaikan, tidak ada yang mendengarkan albumnya (Cowboy Carter), “Ain’t no one even listens to that album.”
Namun, bagi Beyonce, kemenangannya itu menjadi catatan bersejarah dalam perjalanan karirnya. Betapa tidak, sebelumnya – sebanyak empat kali – ia gagal memperoleh penghargaan tertinggi itu.
Baru saat kelima kali masuk dalam daftar nominasi, ia akhirnya bisa mewujudkan impian memegang piala Grammy untuk kategori “Album of the Year”. Namun sayangnya, banyak pihak, terutama Netizen, menganggap Beyonce tidak layak menerima penghargaan itu.
Bawa pulang tiga penghargaan
Dalam ajang Grammy Awards 2025, Beyonce membawa pulang tiga penghargaan: Album of the Year, Best Country Album, dan Best Country Duo/Group untuk performance lagu “II Most Wanted” bersama Miley Cyrus.
Dikutip dari berbagai sumber, kendati menerima banyak keluhan, kemenangannya berdampak besar pada peningkatan jumlah streaming di Spotify. Lagu “My Rose” dan “Oh Louisiana” naik hingga 175%, sementara “Ameriican Requiem” melonjak 170%. Lagu lainnya seperti “Protector” meningkat 150%, “Alliigator Tears” naik 140%, dan “II Most Wanted” mengalami lonjakan 135%.
“Aku merasa sangat bersyukur dan terhormat. Ini perjalanan yang sangat panjang,” ungkapnya dalam pidato kemenangan. “Aku ingin berterima kasih kepada Grammy, semua penulis lagu, kolaborator, dan produser atas kerja keras mereka.”
Beyoncé juga mendedikasikan kemenangannya untuk Linda Martell, seorang pelopor dalam musik country bagi musisi kulit hitam. “Aku berharap bisa terus membuka jalan bagi yang lain,” ujarnya.
Dengan kemenangan ini, Beyoncé menjadi wanita kulit hitam pertama yang memenangkan “Album of the Year” sejak Lauryn Hill meraihnya pada tahun 1999 dengan “The Miseducation of Lauryn Hill”.
Ternoda
Di balik kemenangan ini, sejumlah pihak tidak menerimanya, mengingat kategori ini diisi deretan musisi dengan reputasi besar. Mulai dari Taylor Swift, Billie Eilish, Sabrina Carpenter, Charli XCX, Jacob Collier, Chappell Roan, hingga Andre 3000.
Banyak yang tidak setuju dengan kemenangan Beyonce. Bahkan ada yang bilang album “Cowboy Carter” tak layak dapat piala. Hal itu karena “Cowboy Carter” tidak masuk dalam deretan “Music of the Year” pada beberapa platform musik.
Publik pun lalu mengait-ngaitkan respons musisi lain, terutama para pesaing, ketika Beyonce meraih kemenangan itu dan saat ia berpidato.
Billie Eilish yang tampak menangis saat mengikuti sambutan Beyonce, publik merasa tangisan Billie yang di-close up televisi saat itu bukanlah rasa bahagia mendengar ucapan Beyonce, melainkan kesedihan karena tak meraih kemenangan di “Album of the Year”.
Respons Taylor Swift juga turut ditumpahkan publik di media sosial. Taylor Swift disebut-sebut terlihat sedih ketika mendengar sambutan Beyonce di panggung. Publik lalu meramaikan kolom komentar dengan mengatakan, Beyonce tak layak menang di kategori ini.
Lebih dari itu, publik atau netizen juga membahas album “Cowboy Carter” yang memiliki genre country. Beyonce disebut memaksakan diri untuk masuk ke lingkungan musisi ras kulit putih dengan menciptakan album ini.
Sampai sejauh ini, Beyonce belum mengomentari respon negatif publik. Ia malah mengumumkan mengumumkan jadwal tur dunia “Cowboy Carter” yang dimulai pada 28 April dengan empat konser di SoFi Stadium, Los Angeles.
Tur ini juga akan menyambangi London, Paris, dan kota kelahirannya, Houston, sebelum ditutup dengan dua malam di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta. (P-Rebecca WT)