PRIORITAS, 17/6/25 (New Delhi): Bukti baru menunjukkan kegagalan mesin ganda yang ‘sangat langka’ sebagai penyebab kecelakaan pesawat Boeing 787-8 Dreamliner Air India, yang menewaskan 271 orang.
“Hilangnya tenaga mesin semakin dilihat sebagai penyebab paling mungkin dari kecelakaan Boeing 787-8 Air India di Ahmedabad yang menewaskan 271 orang pada hari Kamis (12/6/25)”, demikian analisa awal pejabat penerbangan India, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Selasa (17/6/25).
Rekaman video dan temuan awal menunjukkan pesawat tersebut memang gagal mencapai ketinggian, hanya naik sekitar 450 kaki sebelum jatuh dan meledak terbakar. Mungkin karena berkurangnya daya dorong dari kedua mesin General Electric GEnx, The Times melaporkan.
Penyebab pasti di balik hilangnya daya mesin ganda yang “sangat langka” ini masih belum diketahui, tetapi otoritas penerbangan sipil India (DGCA) meluncurkan inspeksi pra-penerbangan, yang mendesak terhadap sistem bahan bakar, kontrol mesin elektronik, dan komponen lain pada pesawat Boeing 787 yang dioperasikan di negara tersebut.
Pesawat Boeing Dreamliner, dengan 242 orang di dalamnya yang menuju Bandara Gatwick, mulai kehilangan ketinggian beberapa detik setelah lepas landas dan meledak menjadi bola api, saat menghantam gedung-gedung.
Dalam sebuah pesan terakhir dari pilot Air India, sebelum pesawat jatuh meledak dan sempat terekam di Air Traffic Control (ATC) atau menara kontrol lalulintas udara bandara Ahmedabad, juga menyebutkan “Daya dorong tidak tercapai”.
Kata-kata terakhir pilot Air India itu mengindikasikan pesawat jatuh ke darat karena adanya kegagalan mesin.
Pemakaman korban
Pemakaman diadakan di Ahmedabad untuk beberapa korban kecelakaan pesawat Air India, saat pihak berwenang menyerahkan jenazah mereka kepada keluarga yang berduka.
Tes DNA juga telah mengidentifikasi 80 korban dari salah satu kecelakaan pesawat paling mematikan dalam beberapa dekade.
Keluarga berduka saat petugas mulai menyerahkan jenazah korban yang tewas.
Pemimpin Air India, Natarajan Chandrasekaran, mengatakan kecelakaan itu, harus menjadi pendorong upaya membangun maskapai yang lebih aman.
“Kecelakaan pesawat minggu lalu yang menewaskan sedikitnya 271 orang seharusnya menjadi katalisator, untuk membangun maskapai penerbangan yang lebih aman, dan mendesak karyawan untuk tetap teguh di tengah kritik apa pun”, kata Chandrasekaran.
Dalam pernyataan di kantor pusat maskapai penerbangan milik Tata Group di dekat New Delhi dan dihadiri 700 staf, Chandrasekaran mengatakan kecelakaan itu adalah krisis “paling memilukan” dalam kariernya.
“Saya telah menyaksikan sejumlah krisis dalam karier saya, tetapi ini adalah yang paling memilukan,” katanya.(P-Jeffry W)