PRIORITAS, 15/7/25 (Padang): Para penumpang boat yang terbalik di perairan Selat Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), Senin malam, terpaksa berenang lebih enam jam ke daratan.
Kapal kecil yang sarat 18 penumpang para Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai itu, diduga terbalik akibat dihantam ombak cukup besar.
Mereka sebelumnya coba bertahan dengan cara berpegangan ke pecahan badan kapal untuk mendapatkan pertolongan.
Namun di tengah malam gelap, bantuan tak kunjung tiba, sehingga sebanyak tujuh orang terpaksa memutuskan untuk berusahan berenang ke daratan untuk mencari pertolongan.
“Sesaat kapal yang mengangkut 18 penumpang itu terbalik, beberapa penumpang berusaha berenang untuk mencari pertolongan. Sementara, penumpang lainnya terpaksa bertahan di tengah lautan sambil memegang kapal yang masih mengapung”, demikian informasi seperti dikutip Beritaprioritas.com dari kantor SAR Mentawai, hari Selasa (15/7/25).
Cuaca gelap
Bupati Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa, menyebut para korban berenang dalam kondisi cuaca gelap dan saat daratan sudah tak terlihat.
Sebanyak tujuh orang yang berenang berhasil selamat ke daratan. Mereka akhirnya tiba di Dusun Mapinang, Pulau Siberut, berbekal petunjuk arah dari kompas yang dibawa dua operator kapal.
Tim SAR dan petugas setempat, akhirnya berhasil menolong semua penumpang termasuk yang terapung-apung di laut antara Pulau Pagai Utara dan Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Para korban lain ditemukan dalam kondisi selamat di sejumlah titik berbeda.
Menurut Kepala Kantor SAR Mentawa,i Rudi, para korban ditemukan di wilayah Kecamatan Pagai Utara, tepatnya berada di tiga lokasi berbeda, yakni Kampung Mappinang, Kampung Guluguluk, dan Kampung Bulau.
Berdasarkan informasi terakhir yang diterima hingga Selasa (15/7/2025) siang, korban seluruh ditemukan dalam keadaan hidup, termasuk satu orang yang sebelumnya dinyatakan hilang dan kini dilaporkan selamat.
“Kami menerima informasi satu korban lagi, diduga selamat dan terdampar di salah satu dusun di Mentawai,” ungkap Rudi.
Manifes 18 orang
Seluruh penumpang kapal yang terbalik akibat dihantam gelombang tinggi tersebut terdiri dari anak buah (ABK), pejabat Dinas Kabupaten Mentawai, anggota DPRD, serta sejumlah warga sipil.
“Total dalam manifes berjumlah 18 orang”, jelasnya.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, TNI, Polri, BPBD, serta dibantu masyarakat setempat, masih terus menyisir wilayah laut dan pesisir untuk memastikan tidak ada korban lainnya.
Berdasarkan data SAR Mentawai, penumpang yang berenang ke daratan:
- Operator 2 orang
- Marlon Setori (DPKP)
- Nengsah Nining Tias (DPKP)
- Emalia Contessa (DPKP)
- Marhan Seleubaja (DPKP)
- Gunawan Toroi (kontraktor)
- Guntur Seleubaja (PUPR)
Penumpang yang sempat menunggu di tengah laut:
- Simbek (BKPSRM)
- Kevin
- Viktor (DPKP)
- Wiko (DPKP)
- Sundarmono Pgl Mono (PUPR)
- Adolf Sakarebau
- Isar Taleleu (anggota dewan)
- Anak-anak 3 orang
– Teza (perempuan)
– Toroi (laki-laki)
– 1 nama belum diketahui.
Total semua korban dalam boat 18 orang selamat.(P-Jeffry W)