PRIORITAS, 7/8/25 (Hiroshima): Kengerian akibat tragedi bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di dua wilayah Jepang dalam Perang Dunia II tahun 1945, masih menghantui ingatan para penyintas warga Hiroshima.
Ratusan ribu warga Hiroshima dan Nagasaki tewas saat itu. Puluhan ribu lainnya menderita penyakit akibat radiasi fusi nuklir dari dua bom atom tersebut hingga kini.
Karena itu para tetua penyintas dan pejabat Hiroshima pada peringatan 80 tahun bom atom, mendesak pemuda Jepang untuk melawan senjata nuklir. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari media Jepang, Kyodo News, hari Kamis (7/8/25).
Upacara peringatan diadakan di Taman Peringatan Perdamaian di Hiroshima pada 6 Agustus 2025, untuk memperingati 80 tahun pengeboman atom AS di kota tersebut.
“Generasi muda kita, para pemimpin generasi mendatang, harus menyadari bahwa kebijakan yang salah terkait…senjata nuklir dapat membawa konsekuensi yang sangat tidak manusiawi,” ujar Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui, dalam Deklarasi Perdamaian yang dibacakan pada upacara peringatan tahunan itu.
Kelompok penyintas bom atom di Jepang telah dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu.
“Kami mendesak mereka untuk melangkah maju dengan pemahaman ini dan memimpin masyarakat sipil menuju konsensus,” ujarnya. “Kita, rakyat, jangan pernah menyerah”, tegasnya.
Kengerian nuklir
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengatakan Jepang sebagai satu-satunya negara yang pernah mengalami kengerian kehancuran nuklir dalam perang.
Itulah sebabnya, Jepang mempunyai visi memajukan upaya global, guna mewujudkan dunia yang bebas senjata nuklir, terutama di tengah meningkatnya perpecahan mengenai perlucutan senjata.
Momen mengheningkan cipta dilakukan pada pukul 8:15 pagi, tepat pada waktu bom atom uranium dijatuhkan pesawat pengebom AS, Enola Gay.
Bom sangat dahsyat itu meledak di atas kota Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945, dalam Perang Dunia II, dan menewaskan sekitar 140.000 orang pada akhir tahun tersebut.
Tiga hari setelah bom atom pertama, yang dijuluki “Little Boy” menghancurkan Hiroshima, bom kedua yang dinamai “Fat Man” dijatuhkan di Nagasaki di barat daya. Ratusan ribu orang juga tewas ketika itu.
Jepang yang lebih dulu menyerang pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pearl Harbour, Hawaii, akhirnya menyerah kepada pasukan Sekutu enam hari kemudian, menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Nuklir China naik cepat
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm dala laporan terbaru, Amerika Serikat dan Rusia bersama-sama memiliki sekitar 90 persen dari semua senjata nuklir di dunia.
China juga diam-diam telah memproduksi senjata nuklir lebih cepat daripada negara lain, dengan sekitar 100 hulu ledak ditambahkan setiap tahun sejak 2023.
Sebanyak 120 negara dan wilayah, termasuk Uni Eropa, turut serta dalam upacara di Taman Peringatan Perdamaian, yang terletak di dekat hiposentrum. Sekitar 55.000 orang hadir.
Tahun lalu muncul kontroversi untuk mengundang negara-negara yang terlibat dalam konflik bersenjata ke peringatan bom atom Jepang, sebagai desakan perdamaian.
Namun pemerintah Hiroshima telah beralih dari mengirimkan undangan, menjadi sekadar memberi tahu semua negara dan wilayah tentang acaranya.
Meskipun Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022, kembali absen tahun ini, sekutu dekatnya, Belarus, hadir untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Kedua negara tersebut belum diundang sejak awal perang.
Palestina dan Taiwan juga berpartisipasi dalam upacara tersebut untuk pertama kalinya.
Penyintas berkurang
Kesempatan untuk mendengar langsung dari mereka yang menyaksikan atau korban (penyintas) ledakan bom atom semakin berkurang, karena banyak dari mereka telah meninggal dunia.
Jumlah gabungan penyintas yang diakui secara resmi dari serangan di Hiroshima dan Nagasaki turun di bawah 100.000 untuk pertama kalinya. Usia rata-rata mereka melebihi 86 tahun.
Momentum menuju perlucutan senjata nuklir telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya ketidakstabilan global di tengah perang di Ukraina, konflik di Gaza, kebijakan luar negeri “America First”, serta pendekatan transaksional terhadap diplomasi Presiden AS Donald Trump.
Wali Kota Hiroshima, Matsui, mengatakan keyakinan di beberapa negara senjata nuklir penting bagi pertahanan nasional, secara terang-terangan mengabaikan pelajaran pahit dari tragedi sejarah.
Ia mendesak semua pemimpin dunia untuk mengunjungi Hiroshima, guna menyaksikan konsekuensi kengerian dari penggunaan bom atom.
Semua negara-negara di dunia sangat diharapkan terlibat dalam dialog yang bertujuan untuk meninggalkan ketergantungan pada senjata nuklir.
Resiko konflik nuklir
Jepang belum bergabung dengan perjanjian pelarangan nuklir, karena pelarangan penuh akan bertentangan dengan kebijakannya yang mengandalkan pencegahan nuklir AS.
PM Ishiba mengatakan pemerintah Jepang akan melanjutkan upayanya, untuk mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang harus diambil bersama negara-negara nuklir dan non-nuklir.
Ia memperingatkan risiko konflik nuklir semakin meningkat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyesalkan senjata yang menyebabkan kehancuran seperti di Hiroshima dan Nagasaki itu, sekali lagi diperlakukan sebagai alat pemaksaan.
Ia mencatat kemenangan Hadiah Nobel bagi Nihon Hidankyo merupakan tanda harapan.
Banyak penyintas mempersembahkan doa dan bunga di dekat tugu peringatan korban bom atom, sebuah monumen berbentuk lengkungan di taman, pada pagi hari.
Di antara mereka adalah Shinobu Ono, yang baru berusia 4 tahun ketika terjadi serangan bom tom.
Rumah keluarganya, yang terletak di kaki gunung, selamat dari badai api, tetapi ayahnya, yang saat itu berada di luar, mengalami luka bakar serius di wajahnya.
Sekarang berusia 84 tahun, Ono mengatakan dia terlalu muda untuk sepenuhnya memahami apa yang terjadi saat itu, tetapi kembali setiap tahun untuk menghormati keluarganya dan berdoa untuk perdamaian.
“Saya berterima kasih atas upaya mereka yang mau berbagi cerita. Karena saya tidak bisa berkontribusi, saya hanya bisa berdoa,” ujarnya. “Melihat apa yang terjadi di Ukraina sekarang, hati saya hancur”, ungkapnya.(P-Jeffry W)
No Comments