PRIORITAS, 22/7/25 (Gaza): Serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 95 warga sipil di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Insiden ini terjadi di sekitar titik distribusi bantuan yang dikelola Amerika Serikat (AS), berdasarkan laporan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza.
Dalam kurun waktu yang sama, kelaparan mengakibatkan 19 korban jiwa di tengah blokade penuh yang masih berlangsung. Israel diketahui menutup seluruh perbatasan Gaza sejak 2 Maret 2025, sehingga menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan dan memperparah krisis pangan di wilayah tersebut.
Data Kemenkes Gaza menunjukkan, sejak 27 Mei 2025, sedikitnya 1.020 warga yang sedang mencari bantuan tewas akibat tembakan di lokasi distribusi. Selain itu, lebih dari 6.500 warga mengalami luka-luka di titik distribusi yang beroperasi di bawah kendali mekanisme bantuan Israel.
Warga sipil jadi target
Laporan menyebutkan sebagian besar korban berasal dari kalangan sipil yang sedang menunggu distribusi bantuan makanan dan air. Mekanisme distribusi yang diterapkan Israel dinilai tidak aman dan disebut sejumlah pejabat PBB sebagai “perangkap maut” yang sengaja dijadikan lokasi serangan.
Kemenkes Gaza juga merilis, sejak Oktober 2023 terdapat 86 orang, termasuk 76 anak-anak, tewas akibat kelaparan dan dehidrasi. Krisis ini berlanjut karena tidak adanya pasokan medis dan makanan yang memadai selama penutupan total akses ke wilayah kantong tersebut.
Pihak Kantor Media Pemerintah Gaza memperingatkan bahwa situasi saat ini mendekati “kematian massal.” Krisis logistik dan blokade selama lebih dari 140 hari memutus akses warga terhadap kebutuhan dasar.
Jumlah korban terus bertambah
Sejak dimulainya serangan Israel pada Oktober 2023, lebih dari 59.000 warga Palestina telah tewas. Mayoritas korban merupakan perempuan dan anak-anak. Serangan bertubi-tubi menghancurkan infrastruktur sipil, melumpuhkan sistem layanan kesehatan, dan memicu kelaparan massal.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Keduanya dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel kini menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) akibat operasi militer berskala luas yang dituding menargetkan penduduk sipil secara sistematis. (P-Khalied Malvino)