PRIORITAS, 20/9/24 (Tel Aviv): Pihak keamanan Israel berhasil menggagalkan niat seorang warga Israel berusia 73 tahun yang akhirnya ditangkap pada hari Kamis (19/9/24) waktu setempat, karena mencoba membunuh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dilaporkan, pria Lansia itu diklaim Israel sebagai pembunuh bayaran yang disewa Iran.
Diketahui, tersangka bernama Moti Maman dari Ashkelon, Israel Selatan. Ia dilaporkan Dinas Intelijen Israel, Shin Bet, pernah dua kali ke Iran. Di sana, ia mengadakan pembicaraan mengenai pembayarannya sebagai pembunuh bayaran.
Dikatakan, selain Netanyahu, Moti diminta juga menghabisi Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dan Kepala Shin Bet, Ronen Bar.
“Warga Israel itu memasuki Iran dengan diselundupkan melalui perbatasan dengan cara disembunyikan di dalam kabin truk,” demikian pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
“Ia bertemu dengan agen intelijen Iran dan diminta oleh mereka untuk melakukan aktivitas untuk Iran di tanah Israel, termasuk mempromosikan serangan pembunuhan,” lanjutnya.
Diduga, Moti meminta pembayaran di muka sebesar US$1 juta sebelum melaksanakan instruksi.
Pernah bekerjasama dengan intel Israel
Sementara itu, Pengacara Moti, Eyal Besserglick mengatakan, kliennya pernah bekerja sama dengan Badan Intelijen Israel. “Sudah dapat dikatakan bahwa dia adalah orang yang sangat membantu Dinas Keamanan Negara Israel, yang anak-anaknya bertugas di pasukan keamanan,” tambahnya.
Selanjutnya Israel mengeklaim Iran meminta Moti untuk melakukan pembunuhan sebagai balas dendam atas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, yang terbunuh di Teheran pada bulan Juli.
Disebutkan, Moti merupakan warga negara Yahudi Israel yang telah lama tinggal di Turki. “Pada bulan April 2024, warga negara tersebut, dengan bantuan warga negara Turki bertemu dengan seorang pengusaha kaya di Iran bernama Eddie untuk mempromosikan kegiatan bisnisnya,” kata pernyataan bersama dari Shin Bet dan polisi Israel, seperti dilansir Beritasatu.com.
Sesudah diselundupkan ke Iran melalui perbatasan darat dekat Van, Turki, ia bertemu Eddie dan seorang pria bernama Hajjah, seorang petugas keamanan Iran.
Dilaporkan, selama berada di Iran, tersangka diminta untuk menjalankan beberapa misi selain membunuh pejabat senior Israel.
Selanjutnya dibeberkan, tindakan-tindakan tersebut diduga meliputi, mentransfer uang atau senjata api di tempat-tempat yang telah ditentukan, memotret berbagai tempat ramai di Israel, dan mengirimkannya ke Iran. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa