PRIORITAS, 1/10/25 (Jakarta): Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia pada September 2025 mencapai 0,21 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 2,65 persen secara tahunan (year on year/yoy), setelah sebelumnya terjadi deflasi pada Agustus 2025.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, menyebutkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) meningkat dari 185,1 pada Agustus menjadi 187,4 pada September 2025.
“September 2025 mengalami inflasi setelah sebelumnya mencatat deflasi pada Agustus,” ujar Habibullah, Rabu (1/10/25).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat sebagai penyumbang utama inflasi bulanan sebesar 0,38 persen dengan kontribusi 0,11 persen. Dua komoditas yang paling mendorong inflasi adalah cabai merah dan daging ayam ras, masing-masing memberi andil 0,13 persen.
Inflasi selain cabai
Selain itu, emas perhiasan turut menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen, diikuti oleh sigaret kretek mesin, biaya kuliah perguruan tinggi, cabai hijau, serta sigaret kretek tangan yang masing-masing memberikan andil 0,01 persen.
Namun, sejumlah komoditas justru menekan laju inflasi, di antaranya bawang merah dengan andil deflasi 0,12 persen, tomat 0,03 persen, serta bawang putih, cabai rawit, beras, ketimun, dan biaya sekolah menengah atas yang masing-masing menahan inflasi sebesar 0,01 persen.
No Comments