PRIORITAS, 17/1/25 (Jakarta): Indonesia menyambut baik terjadinya kesepakatan gencatan senjata antara kelompok perlawanan Palestina, Hamas, dan Israel terkait situasi di Gaza. Pemerintah Indonesia menilai ini sebagai momentum positif yang perlu dijaga dan dipertahankan untuk menciptakan perdamaian yang lebih langgeng di kawasan tersebut.
Indonesia juga mengajak semua pihak untuk mendukung proses dialog yang konstruktif guna mencapai solusi yang adil dan menghormati hak-hak rakyat Palestina. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam keterangannya kepada awak media di Jakarta, Kamis (16/1/25).
Menurut Menlu, terjadinya kesepakatan antara kelompok perlawanan Palestina, Hamas dengan Israel terkait gencatan senjata di Gaza sebagai momentum baik yang perlu dipertahankan.
Sugiono menyampaikan harapannya agar kedua pihak bisa memenuhi kewajiban masing-masing sehingga suasana kondusif bisa berlanjut dan tidak lagi memakan korban.
“Semoga semua pihak benar-benar memenuhi kewajiban-kewajiban yang ada di masing-masing sehingga tercipta satu suasana yang benar-benar mendukung dan kondusif untuk berlanjutnya gencatan senjata ini. Dan saya kira ini satu momentum yang bagus,” kata Sugiono kepada awak media di Jakarta Selatan, Kamis.
Sebelumnya, Menlu Sugiono telah memberikan pernyataan mengenai gencatan senjata di Gaza yang diumumkan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani.
Melalui akun bernama @Menlu_RI di media sosial X pada Kamis, Sugiono memandang gencatan senjata tersebut “sesuai dengan yang selama ini terus didorong bersama masyarakat internasional”.
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia siap untuk berkontribusi pada upaya pemulihan kehidupan bermasyarakat di Gaza, baik melalui bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) ataupun terhadap upaya rekonstruksi Gaza.
Tercapainya gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza diumumkan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di Doha pada Rabu (15/1/25).
Ia mengatakan kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan mengakhiri agresi dan genosida Israel yang meluluhlantakkan Gaza tersebut terdiri dari tiga tahap yang mulai berlaku pada Minggu (19/1).
Laporan dari Xinhua menyebutkan gencatan senjata di jalur Gaza itu bisa tercapai setelah Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan didukung upaya mediasi intensif oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
Dilansir Antara, selain gencatan senjata, salah satu hal lain yang disetujui ialah pembebasan sandera. Kesepakatan ini mencakup fase awal penghentian pertempuran di Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan, selama 42 hari.
Militer Israel menjanjikan menarik pasukannya dari area-area padat penduduk ke pinggiran Gaza sehingga memungkinkan pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di jalur Gaza. (P-bwl)