26.9 C
Jakarta
Saturday, February 22, 2025

    Hubungan AS-Ukraina Makin Runyam, Trump dan Zelensky Saling Ejek

    Terkait

    PRIORITAS, 20/2/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai saling ejek. Ini buntut dari masalah perang antara Rusia dan Ukraina.  Pernyataan terbaru Trump ini menjadi sinyal terbaru keretakan antara AS dan Ukraina.

    Trump menyebut Presiden Ukraina Zelensky sebagai seorang diktator tanpa pemilu. Sebaliknya Zelensky mengatakan Trump termakan informasi salah dari Rusia. Hal ini menandakan hubungan AS-Ukraina makin runyam.

    “Seorang diktator tanpa pemilu, Zelensky sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki negara lagi,” tulis Trump di media sosial TruthSocial, seperti dikutip beritaPrioritas.com dari CNN Indonesia, Kamis (20/2/25).

    “Dia menolak pemilu, peringkatnya sangat rendah dalam jajak pendapat Ukraina, dan satu-satunya hal yang dia kuasai adalah mempermainkan Joe (Joe Biden, Presiden AS sebelumnya) seperti biola,” lanjut Trump di unggahan tersebut.

    Trump dengan bangga menyatakan pihaknya berhasil merundingkan diakhirinya perang dengan Rusia. “Sesuatu yang semua orang akui hanya dapat dilakukan oleh ‘TRUMP’ dan pemerintahan Trump,” kata Trump.

    Pada Selasa (18/2), Trump menggelar konferensi pers di mana dia mengkritik Zelensky dan menyerukan diakhirinya perang antara Rusia dan Ukraina.

    Pernyataan dan kebijakan Trump dalam sepekan terakhir berubah drastis dengan secara mendadak membuka pembicaraan dengan Rusia terkait Ukraina, tanpa melibatkan Zelensky.

    Sebagai balasan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Trump terseret pada disinformasi yang dilakukan Rusia, termasuk saat Trump justru menyalahkan Ukraina karena telah “memulai perang” tersebut.

    Presiden Zelensky juga menyindir Amerika Serikat sedang berusaha untuk menyenangkan Rusia dalam pembicaraan mengenai perdamaian Moskow dan Kyiv. “AS sekarang mengatakan hal-hal yang sangat menguntungkan Putin…karena mereka ingin menyenangkannya,” kata Zelensky.

    Zelensky menegaskan pihaknya tidak akan menandatangani apapun hanya demi mendapatkan pujian, sembari menekankan nasib negaranya untuk generasi mendatang dipertaruhkan.

    Ia menolak gagasan untuk menyerahkan wilayah Ukraina yang telah direbut Rusia, dengan mengatakan Kyiv akan merebut kembali semuanya.

    Zelensky terpilih sebagai presiden pada tahun 2019 untuk masa jabatan lima tahun, namun menjadi pemimpin di bawah status darurat militer yang dilakukan setelah invasi Rusia pada 2022 lalu. Hukum Ukraina tidak mengharuskan pemilihan umum selama masa perang. (P-jeffry w)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini