PRIORITAS, 19/2/25 (Banyuwangi): Harga gabah Rp6.500 ditetapkan sebagai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang wajib diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Para petani di Banyuwangi berharap, keputusan itu dapat diterapkan secara stabil di seluruh wilayah.
Menurut salah satu petani di Kecamatan Rogojampi, Ahmad Solihin, ia kerap menjual gabahnya kepada tengkulak yang menawarkan harga lebih baik dengan sistem penjualan yang lebih mudah.
“Biasanya itu tengkulak datang, gabah panen itu langsung dibeli di sawah. Ya kalau kemarin dulu harganya ada yang Rp5.800, tapi ada juga yang Rp6.000,” terang Solihin, Selasa (18/1/25) sebagaimana diterima Beritaprioritas.com, Rabu (19/2/25).
Tapi, menurutnya, tidak jarang tengkulak juga memainkan harga dengan alasan kualitas gabah petani kurang baik. Hal ini menyebabkan petani terpaksa menjual dengan harga jauh di bawah HPP.
“Kadang malah ada yang dibeli Rp5.000 atau Rp5.500 apa gitu, katanya gabahnya kurang bagus,” jelas Solihin.
Sedangkan, Lukman, petani asal Kecamatan Glagah, mengaku baru saja menyelesaikan tanam padi di sawah miliknya seluas 1/4 hektar. Ia memperkirakan, baru akan panen sekitar tiga bulan lagi dan berharap saat panen mendatang, pemerintah benar-benar membeli gabah kering panennya seharga Rp6.500.
“Ya semoga saja ya, enak kalau beneran dibeli segitu sama Bulog. Itu harga kering panen, lho. Habis panen itu langsung dibeli segitu,” tegas Lukman.
Kepala Cabang Bulog Banyuwangi, Dwina Puspitasari, menegaskan HPP gabah di tingkat petani sudah ditetapkan diangka Rp6.500, sementara HPP beras di gudang Bulog seharga Rp12.000 per kilogram.
“Gabah yang sudah dipotong, dikarungi di pinggir jalan, kita beli dengan harga Rp 6.500. Sementara untuk beras, kita beli untuk masuk ke Bulog sampai gudang Bulog dengan harga Rp12.000,” kata Dwina.
Memang menurutnya, ada standar yang harus dijadikan acuan dalam menentukan harga pembelian di tingkat gudang Bulog, yakni kualitas kadar air (KA), broken (butiran patah), menir (butiran kecil), dan derajat sosoh (DS).
“Tentunya di sini ada standar kualitas untuk beras, dibatasi oleh kualitas KA 14 persen, broken atau butiran patah maksimal 25 persen, menir yang butiran kecil maksimal 2 persen, dan derajat sosohnya (DS) 95 persen,” terangnya seperti dilansir dari detik.com.
Pemerintah menugaskan Bulog untuk menyerap sebanyak tiga juta ton gabah milik petani. Sementara itu, untuk Kabupaten Banyuwangi, target penyerapan gabah dan beras mencapai 53.000 ton. (P-Armin M)