PRIORITAS, 3/3/25 (Jakarta): Saat ini pemerintah mengalokasikan Rp50 triliun untuk tunjangan hari raya (THR) bagi aparatur sipil negara (ASN) pada 2025. Pencairan THR akan dilakukan paling cepat tiga pekan sebelum Lebaran 2025, bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, memperkuat konsumsi domestik, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor pada Ramadan 2025.
“Percepatan pencairan THR bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan, memperkuat konsumsi domestik, serta mendorong perputaran ekonomi berbagai sektor, terutama perdagangan dan jasa,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Senin (3/3/25).
Kebijakan ini, tegasnya, dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas makro ekonomi dan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen dalam APBN 2025.
Saat ini, pemerintah juga terus memantau perkembangan konsumsi individu serta peningkatan mobilitas masyarakat saat hari besar keagamaan nasional (HBKN) seperti Nyepi 2025 dan Lebaran 2025 guna menggerakkan perekonomian pada Triwulan I 2025.
Lonjakan permintaan selama Ramadan
Disebutnya lagi, dari sisi penawaran, sektor industri makanan, minuman, dan tekstil diperkirakan akan meningkat produksinya untuk memenuhi lonjakan permintaan selama Ramadan 2025 dan Lebaran 2025, terutama setelah THR ASN cair.
Selain itu, konsumsi listrik juga diprediksi meningkat, seiring dengan aktivitas ekonomi yang semakin tinggi. Sementara dari sisi permintaan, puncak konsumsi rumah tangga selama Ramadan 2025 akan menjadi salah satu faktor utama penggerak ekonomi.
Sementara itu, menurut pakar kebijakan publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, THR menjadi faktor utama yang mendorong belanja masyarakat menjelang Lebaran 2025. Strategi pencairan lebih awal diharapkan dapat meratakan distribusi uang sehingga tidak hanya menumpuk pada akhir Ramadan 2025.
Selektif hadapi ketidakpastian ekonomi
Tetapi, ada indikasi masyarakat lebih selektif dalam membelanjakan THR dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Pada 2024, survei menunjukkan 67 persen masyarakat mengalokasikan setidaknya 25 persen dari THR untuk belanja Ramadan dan Lebaran. Namun, pada 2025, banyak rumah tangga lebih berhati-hati akibat ketidakpastian ekonomi, memilih untuk menyimpan atau membayar utang terlebih dahulu,” kata Achmad.
Kendati indeks keyakinan konsumen sedikit menurun, sektor ritel tetap optimistis Ramadan 2025 dan Lebaran 2025 akan tetap menjadi momentum peningkatan transaksi perdagangan, terutama setelah percepatan pencairan THR ASN. (P-me)