31.2 C
Jakarta
Sunday, June 1, 2025

    Harga santan di Tanjungpinang meroket akibat pasokan kelapa berkurang

    Terkait

    PRIORITAS, 15/1/25 (Tanjungpinang): Harga santan di Tanjungpinang terus mengalami kenaikan signifikan akibat berkurangnya pasokan kelapa lokal. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) mengusulkan pembatasan ekspor kelapa sebagai langkah untuk menstabilkan kebutuhan kelapa di wilayah tersebut.

    Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kepri, Aries Fhariandi, mengakui bahwa tingginya ekspor kelapa menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga santan.

    “Permintaan ekspor kelapa saat ini cukup tinggi dengan harga yang sangat menarik bagi petani. Ini berdampak pada pasokan kelapa untuk kebutuhan lokal, termasuk produksi santan,” ujar Aries, Rabu (15/01/2025).

    Menurut Aries, fenomena serupa tidak hanya terjadi di Kepri, tetapi juga di seluruh Indonesia. Ia menyebutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan asosiasi industri kelapa dan melaporkan situasi ini ke pemerintah pusat.

    “Sebagai langkah awal, kami mengusulkan pembatasan ekspor kelapa. Selain itu, kami juga mendorong adanya kebijakan pengenaan tarif ekspor untuk memastikan kebutuhan domestik terpenuhi lebih dulu,” jelasnya.

    Harga tembus Rp37.000/kilogram

    Kenaikan harga santan di Tanjungpinang mulai dirasakan sejak tiga bulan terakhir. Bambang, salah seorang pedagang santan, menyebut harga santan kini mencapai Rp35.000 hingga Rp37.000 per kilogram, naik drastis dari sebelumnya yang berkisar Rp22.000.

    “Kenaikan ini wajar karena harga kelapa juga melonjak dari Rp4.000 menjadi Rp8.000 per buah,” ujar Bambang.

    Ia menjelaskan, kelapa yang digunakan untuk memproduksi santan berasal dari pasokan lokal, khususnya Natuna. Dalam sehari, ia mengolah hingga 500 buah kelapa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

    Sementara itu, Anto, pedagang santan lainnya, mengungkapkan bahwa meskipun harga santan melonjak, penjualannya tetap stabil karena kenaikan harga merata di seluruh Tanjungpinang. Namun, ia kerap mendengar keluhan dari pelanggan, terutama para pedagang makanan yang sangat bergantung pada santan.

    “Pembeli banyak mengeluh, apalagi pedagang makanan seperti penjual kue. Tapi karena semua pedagang santan di sini harganya sama, tidak ada pilihan lain,” kata Anto.

    Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemprov Kepri berencana memperketat regulasi ekspor kelapa dan meningkatkan pengawasan distribusi. Selain itu, pemerintah juga berencana meningkatkan kapasitas produksi kelapa di daerah melalui program dukungan kepada petani.

    “Kami akan terus mencari solusi terbaik agar kebutuhan kelapa lokal terpenuhi dan harga santan kembali stabil,” tutup Aries.(P/jeff k)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini