30.8 C
Jakarta
Monday, June 16, 2025

    Harga minyak dunia melonjak tujuh persen akibat konflik Iran-Israel

    Terkait

    PRIORITAS, 16/6/25 (Jakarta): Harga minyak mentah global mengalami fluktuasi pada Senin (16/6/25), menyusul lonjakan sebesar tujuh persen pada Jumat (13/6/25) kemarin. Ketegangan meningkat akibat serangan timbal balik antara Israel dan Iran selama akhir pekan, menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan serta kemungkinan terganggunya ekspor minyak dari Timur Tengah.

    Harga minyak mentah Brent pada Senin siang meningkat sebesar 64 sen atau 0,86 persen menjadi US$74,87 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal AS naik 76 sen atau 1,04 persen ke posisi US$73,74 per barel, dikutip dari Reuters.

    Ketegangan memuncak usai rudal-rudal Iran menghantam Tel Aviv dan pelabuhan Haifa di Israel pada Senin (16/6/25), merusak sejumlah permukiman warga serta memicu kekhawatiran dunia, terlebih menjelang pertemuan negara-negara G7 pekan ini.

    Korban dari kalangan sipil

    Serangan antara Israel dan Iran turut menimbulkan korban dari kalangan sipil. Kedua militer negara tersebut menghimbau warga sipil lawan agar bersiap menghadapi kemungkinan serangan susulan.

    Situasi ini semakin memicu kekhawatiran terhadap potensi gangguan di Selat Hormuz, jalur pelayaran penting yang menjadi rute pengiriman sekitar 20 persen pasokan minyak dunia ke berbagai negara.

    “Pembelian minyak dipicu oleh konflik Israel-Iran yang masih berlangsung, tanpa tanda-tanda penyelesaian. Namun, seperti yang terjadi pada Jumat lalu, aksi jual juga terjadi akibat kekhawatiran pasar bereaksi secara berlebihan,” tutur Toshitaka Tazawa, analis dari Fujitomi Securities.

    Terganggu produksi minyak 

    Tazawa menyampaikan, pasar tengah mengamati kemungkinan terganggunya produksi minyak Iran akibat serangan Israel terhadap fasilitas energi. Meski begitu, kekhawatiran utama justru tertuju pada potensi penutupan Selat Hormuz, yang bisa memicu lonjakan harga secara signifikan.

    Saat ini, Iran memproduksi sekitar 3,3 juta barel per hari (bph) dan mengekspor lebih dari dua juta bph minyak serta bahan bakar. Di sisi lain, kapasitas cadangan produksi dari OPEC dan mitranya, termasuk Rusia, diperkirakan sebanding dengan total produksi Iran.

    “Apabila ekspor minyak mentah Iran terganggu, kilang-kilang China yang menjadi pembeli utama harus mencari jenis minyak alternatif dari negara Timur Tengah lainnya atau dari Rusia,” imbuh Richard Joswick, kepala analisis minyak jangka pendek di S&P Global Commodity Insights. (P-*r/Zamir Ambia)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini