PRIORITAS, 19/10/25 (Jakarta): Perang di Gaza, Palestina ditegaskan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak akan berakhir sampai Hamas dilucuti senjatanya dan wilayah Palestina didemiliterisasi.
Penegasan ini muncul saat sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, menyerahkan jenazah dua sandera lainnya berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS).
Dilansir AFP, Minggu (19/10/25), sebagaimana dikutip dari Detik.com, kantor Netanyahu mengatakan tim Palang Merah telah menerima jenazah dua sandera dari Hamas dan menyerahkannya kepada pasukan Israel di Gaza, dari sana mereka akan dibawa ke Israel untuk diidentifikasi.
Adapun isu para sandera yang tewas masih berada di Gaza telah menjadi titik krusial dalam implementasi fase pertama gencatan senjata. Israel telah mengaitkan pembukaan kembali penyeberangan Rafah yang penting ke wilayah tersebut dengan penemuan jenazah para sandera.
Dikatakan Netanyahu menyelesaikan fase kedua gencatan senjata sangat penting untuk mengakhiri perang. Ia mengatakan bahwa fase B juga melibatkan pelucutan senjata Hamas dan demiliterisasi Jalur Gaza.
“Ketika itu berhasil diselesaikan–semoga dengan cara yang mudah, tetapi jika tidak, dengan cara yang sulit — maka perang akan berakhir,” katanya dalam sebuah penampilan di Channel 14 Israel yang berhaluan kanan.
Pihak Hamas sejauh ini menolak gagasan tersebut dan sejak jeda pertempuran telah bergerak untuk menegaskan kembali kendalinya atas Jalur Gaza.
Sebagaimana kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump, Hamas sejauh ini telah membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup, beserta jenazah sembilan warga Israel dan satu warga Nepal.
Sementara itu Israel telah membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina dan 135 jenazah warga Palestina lainnya sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober. Hamas mengatakan membutuhkan waktu dan bantuan teknis untuk mengevakuasi jenazah yang tersisa, yang katanya terkubur di bawah reruntuhan Gaza. (P-*r/am)
No Comments