PRIORITAS, 20/2/25 (Gaza): Kelompok militan Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel kepada Komite Internasional Palang Merah (ICRC), di Khan Younis, Gaza, pada Kamis (20/2/25), yang selanjutnya akan diterima pihak Israel. Israel diperkirakan belum mengonfirmasi identitas jenazah tersebut sebelum tes DNA selesai dilakukan.
Pihak Hamas mengatakan menyerahkan jenazah sandera termuda yang tewas di lokasi tawanan. Sandera itu adalah bayi berusia empat bulan, Kfir Bibas dan kakaknya Ariel Bibas, empat tahun. Jenazah Shiri, ibu kedua balita ini ikut diserahkan. Jenazah Oded Lifshitz, pria berusia 83 tahun saat diculik, juga dikembalikan.
Kepulangan para sandera yang tewas saat ditawan kelompok Hamas di daerah Palestina jalur Gaza ini, menimbulkan histeris para keluarga di Israel yang telah menunggu cukup lama kabar mereka. Pihak keluarga berharap para sandera pulang dengan selamat, namun ternyata kembali sudah menjadi mayat. Rasa duka ini menyelimuti seluruh masyarakat Israel. Para sandera ini diculik militan Hamas ketika menyerang daerah pinggiran Israel, tahun 2023 lalu. Total lebih dari 500 hari mereka ditahan Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan momen serah-terima sandera kali ini sangat menyedihkan bagi Israel karena ada bayi yang sudah meninggal. Netanyahu menyebutnya sebagai hari berkabung. “Hati seluruh bangsa hancur,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dikutip beritaPrioritas.com dari VOA Indonesia, Kamis (20/2/25).
Warga Israel ada yang tak bisa menerima kenyataan mereka sudah meninggal. “Shiri dan anak-anaknya telah menjadi sebuah simbol. Saya masih berharap mereka hidup,” kata Yiftach Cohen, warga Nir Oz.
Ada dugaan para sandera ini tewas terbunuh karena mendapat perlakuan buruk selama ditawan. Namun Hamas mengatakan keempatnya tewas dalam serangan udara Israel ke lokasi persembunyian di jalur Gaza. Nasib ibu dan dua anaknya ini memikat hati warga Israel, yang melihat mereka sebagai perwujudan kebrutalan serangan Hamas.
Bayi Kfir Bibas dan kakaknya Ariel ikut terbawa ketika ayah dan ibunya diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober 2025 di Kibbutz Nir Oz, salah satu wilayah Israel dekat dengan Gaza.
Pada November 2023, Hamas mengatakan Kfir Bibas, Ariel dan ibu mereka, sudah meninggal akibat serangan Israel. Namun kematian ketiganya tidak pernah dikonfirmasi oleh otoritas Israel, bahkan pada menit terakhir.
Yarden Bibas, ayah Kfir Bibas dan Ariel, sudah lebih dulu dibebaskan Hamas pada bulan ini. Namun keluarga Bibas mengatakan perjalanan belum berakhir, hingga mereka menerima penjelasan terakhir soal apa yang terjadi pada Kfir Bibas, Ariel dan ibu mereka Shiri.
Ini pertama kali proses serah-terima sandera dalam kondisi meninggal. Israel rencananya akan mengkonfirmasi identitas mereka lewat tes DNA dan memberikan pernyataan apakah benar itu jenazah Kfir Bibas, Ariel dan ibu mereka.
Hamas juga mengatakan mereka akan membebaskan enam sandera Israel yang masih hidup pada hari Sabtu mendatang. Kemajuan mengejutkan oleh kelompok militan tersebut tampaknya terjadi sebagai imbalan Israel mengizinkan masuknya rumah-rumah trailer dan peralatan konstruksi ke Jalur Gaza yang hancur.
Gencatan senjata Israel Hamas yang dilakukan sejak 19 Januari 2025, masih rapuh. Namun begitu, sejumlah sandera sudah berhasil dibebaskan Hamas yang ditukar ratusan tahanan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Tahap pertama kesepakatan itu mengharuskan Hamas membebaskan 33 sandera secara bertahap, delapan di antaranya diyakini telah tewas. Israel dan Hamas belum merundingkan fase kedua dan yang lebih sulit dari gencatan senjata, dan fase pertama berakhir pada awal Maret mendatang. (P-jeffry w)