PRIORITAS, 30/5/24 (Tel Aviv): Laporan terkini dari konflik di Timur Tengah menyebutkan, kelompok militan Hamas telah meminta agar perang di Gaza segera dihentikan. Bahkdn mereka menawarkan sebagai gantinya ditukar dengan pembebasan sandera. Sayangnya, permintaan ini langsung ditolak Kabinet Perang Israel.
Dilaporkan pula, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan pejabat sekutunya menganggap, memenuhi permintaan Hamas, sama dengan menyerah kepada kelompok teror.
Kendati begitu, para pejabat Israel yang terlibat dalam negosiasi justeru mengatakan, ada potensi melakukan kembali pembicaraan, menjadi kesempatan terakhir untuk membawa pulang sandera dan membuat kesepakatan.
“Baik Israel dan para mediator mengerti hal ini. Jika tidak ada kesepakatan, IDF (Tentara Israel) akan masuk ke Rafah dan sandera tak akan dibebaskan,” bunyi pernyataan pejabat Israel tersebut dikutip dari The Times of Israel, Rabu (29/5/24).
“Saat ini, sandera tengah sekarat, dan bisa menjadi lebih buruk lagi,” lanjut pejabat tersebut.
Menguji respons pemimpin Hamas
Sebelumnya pada Selasa (28/5/24), Channel 12 mengungkapkan pejabat Barat telah mengatakan kepada Israel untuk menguji respons pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, atas potensi proposal yang menyertakan gencaran senjata jangka panjang.
Termasuk rekonstruksi Gaza, serta mekanisme pemerintahan Gaza yang tak melibatkan Hamas, dan pengasingan pemimpinnya.
Pejabat itu telah mengatakan kepada Israel, Hamas mengerti, mereka tak akan mengontrol Gaza setelah perang berakhir.
Tetapi laporan pejabat tersebut mengatakan, Netanyahu tak siap untuk membahas skenario itu.
Proposal Mossad
Pada akhir pekan lalu, Pemimpin Mossad, David Barnea telah memperlihatkan kepada Direktur CIA, William Burns dan Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, dengan proposal Israel untuk negosiasi.
Ia juga telah menerima pengarahan dari Burns atas kemungkinan solusi untuk poin pertikaian yang tak ditentukan dalam putaran perundingan sebelumnya.
Kabinet Perang kemudian bertemu, Minggu (26/5/24) malam, untuk membicarakan mengenai negosiasi dan perang yang tengah terjadi di Rafah, yang disebut benteng terakhir Hamas.
Serangan ke Rafah itu terjadi setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan ke Rafah. (P-KTV/jr) — foto ilustrasi istimewa