PRIORITAS, 29/3/25 (Tanjungpinang): Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menargetkan groundbreaking Jembatan Batam-Bintan (Babin) pada 2026.
Saat ini, proyek masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dalam tahap penyusunan Detail Engineering Design (DED).
Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, dalam keterangan kepeda media menyatakan, studi kelayakan telah selesai, sementara DED ditargetkan rampung pada 2025 agar dapat masuk dalam APBN. Kajian struktur jembatan dan analisis seismik tengah dilakukan oleh Kementerian PUPR dan Bappenas.
“Tahap studi kelayakan (Feasibility Study) sudah selesai, dan saat ini DED sedang dalam proses penyusunan. Harapannya, pada 2025 DED sudah rampung dan bisa masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah pusat,” ujar Nyanyang saat dikonfirmasi di Batam, Sabtu (29/3/25).
Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp17 triliun dan akan melibatkan konsesi dengan pihak swasta. Selain itu, Pemprov Kepri menargetkan integrasi Batam-Bintan-Karimun sebagai Free Trade Zone (FTZ) sesuai Perpres Nomor 1 Tahun 2024.
Jembatan Babin diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi, memperkuat industri, serta meningkatkan daya saing Kepri sebagai pusat logistik dan perdagangan internasional. (P-Jeff K)
No Comments