PRIORITAS, 14/8/25 (Jakarta): Generasi Z mengubah cara orang membeli obat. Anak muda kini lebih memilih layar ponsel daripada melangkah ke apotek. Fenomena itu memaksa pelaku industri farmasi beradaptasi. Mereka harus memanfaatkan platform digital agar tetap relevan di mata konsumen muda.
“Anak Gen Z ke apotek saja malas, makanya kami memberikan fasilitas digital platform untuk resep dan tidak resep secara online. Tapi sesuai dengan aturan yang berlaku dalam memberikan pelayanan obat-obatan yang baik,” ujar Direktur Utama PT Medela Potentia Tbk (MDLA) Krestijanto Pandji, Rabu (13/8/25).
Ia menegaskan, ketersediaan dan keterjangkauan obat menjadi kunci dalam industri kesehatan. Perusahaan memastikan setiap produk dapat diakses masyarakat, tanpa memandang lokasi.
“Jangan sampai ada di Jakarta tapi tidak ada di Gorontalo. Karena itu kami ada cabang dari Aceh hingga Papua, untuk memberikan pelayanan terbaik pada Rumah Sakit dan Apotek,” ucapnya.
Menurutnya, distribusi produk farmasi di Indonesia memiliki tantangan unik. Infrastruktur yang beragam membuat perusahaan harus berinovasi demi menjaga kualitas produk.
“Kami menjamin semua sudah dengan standar WHO dalam distribusi obat,” kata Krestijanto.
Medela Potentia kini memimpin pasar distribusi farmasi dan obat-obatan JKN. Perusahaan ini beroperasi di empat bidang utama: distribusi, penjualan dan pemasaran alat kesehatan, manufaktur alat kesehatan, dan platform digital kesehatan. Dari semua lini itu, distribusi tetap menjadi penopang utama pendapatan. (P-Khalied M)