26.7 C
Jakarta
Friday, July 26, 2024

    ‘Founder’ Lippo Group: Pemerintah harus bersiap hadapi krisis finansial akibat corona

    Terkait

    Jakarta, 16/5/20 (SOLUSSInews.com) – Pemerintah Indonesia diingatkan untuk bersiap menghadapi krisis finansial dan ekonomi akibat wabah corona (Covid-19).

    “Saya sebagai orang tua, hanya bisa memberikan warning, mudah-mudahan tak terwujud. Kita perlu waspada, sebelum hujan kita mesti sedia payung,” ungkap Founder (Pendiri) dan Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, saat menjadi pembicara dalam seminar virtual ‘Jakarta CMO Club’ bertema Business Wisdom During COVID-19 Era, Kamis (14/5/20).

    Disebut Mochtar, pagebluk corona memunculkan dampak positif dan negatif. Taipan kelahiran Malang, Jawa Timur, 91 tahun silam ini menyebutkan, dampak positif corona ialah harapan berkembangnya teknologi baru, yang kini sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0.

    “Wabah corona memaksa kita membiasakan diri untuk hidup dalam teknologi baru,” ungkapnya, menanggapi pertanyaan host seminar virtual, Hermawan Kartajaya yang juga pendiri MarkPlus Inc.

    Dahsyatnya dampak negatif pagebluk corona

    Lantas, Mochtar menjelaskan betapa dahsyatnya dampak negatif pagebluk corona. Dia mencontohkan kondisi Singapura. Sebulan setelah pemerintah setempat memberlakukan kebijakan karantina 14 hari bagi warga yang baru datang dari luar negeri, maskapai Singapore Airlines sudah kesulitan pendanaan.

    “Pemerintah Singapura menyuntik pendanaan US$4 miliar ke Singapore Airlines, kemudian ditambah lagi US$15 miliar. Sehingga Singapore Airlines membutuhkan injeksi modal hingga US$19 miliar. Betapa besarnya airline menderita,” ungkap Mochtar.

    Selanjutnya, 10 hari setelah Singapore Airlines kesulitan, satu perusahaan minyak raksasa di Singapura bangkrut. Demikian pula perusahaan minyak di Dubai yang mengajukan kebangkrutan. Hal serupa juga dialami beberapa perusahaan di Amerika Serikat.

    Selain perusahaan besar, Mochtar bilang, mayoritas sektor bisnis sangat tertekan akibat wabah corona. “Ada satu travel biro di Tiongkok, dengan market cap US$10 miliar, sekarang hampir bangkrut. Kemudian perhotelan, pusat belanja, department store, semua berat dan terjadi di seluruh dunia,” ungkap pria yang memiliki kekayaan US$2,1 miliar dan menduduki peringkat ke12 orang paling tajir di Indonesia versi Majalah Forbes tahun 2019.

    Dua efek krisis

    Efek domino wabah Covid-19 juga bergulir di AS. Seluruh bidang usaha di Negeri Paman Sam saat ini mengalami situasi yang sangat sulit.

    Akibatnya, ada dua efek, yakni krisis finansial dan krisis ekonomi. Pemerintah AS menginjeksi US$4 triliun ke sistem perbankan negara itu.

    “Namun economy crisis belum muncul, mungkin 1-2 tahun kemudian,” prediksi Mochtar, seperti juga dilansir Kontan.co.id..

    Pengangguran di AS sudah mencapai 14,9, bahkan diprediksi bisa menyentuh 25 persen.

    Mochtar mengungkapkan tidak ada yang bisa memprediksi kapan krisis akibat Covid-19 ini berakhir. Oleh karena itu, semua pihak tidak boleh meremehkan kondisi ini. “Kita harus menaruh perhatian serius untuk mengatasi kesulitan ini,” tutur Mochtar Riady yang dijuluki ‘manusia ide’. (S-KD/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini