PRIORITAS, 26/9/25 (Berlin): Negara-negara Eropa terutama anggota NATO harus waspada, karena satelit Rusia dan China berbahaya. Satelit kedua negara itu berusaha memata-matai dan menguping satelit yang digunakan militer Eropa.
“Rusia dan China telah memperluas kemampuan peperangan di antariksa. Mereka dapat mengganggu operasi satelit, membutakan satelit, memanipulasi atau menghancurkannya secara kinetik”, ungkap Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, dalam konferensi antariksa di Berlin, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Sky News, hari Jumat (26/9/25).
Pistorius mengatakan militer Jerman telah menjadi sasaran serangan pengacauan. Satelit negaranya sedang dimata-matai satelit Rusia di luar angkasa.
“Ada dua satelit Rusia Luch/Olymp di dekat satelit Intelsat, yang digunakan oleh angkatan bersenjata Jerman dan negara Eropa lainnya”, jelas Boris Pistorius,
Dua satelit Rusia yang dimaksud – diluncurkan pada tahun 2014 dan 2023 – telah lama dituduh “berkeliaran” dan “menguping” dengan berhenti di dekat Intelsat, satelit militer negara Eropa termasuk Jerman.
Intelsat adalah perusahaan AS-Luksemburg yang mengoperasikan lebih dari 50 satelit yang digunakan perusahaan swasta maupun lembaga pemerintah.
Satelit mata-mata China Yaogan.(olemisscosa.squarespace)
Satelit Luch milik Rusia, merupakan bagian dari Jaringan Relay Data Satelit Luch (SDRN). Jaringan ini bertugas untuk mengirimkan data dari satelit Rusia, seperti stasiun luar angkasa ke Bumi.
Satelit Olymp-K, juga dikenal sebagai Luch, adalah satelit geostasioner milik Rusia.
Satelit ini dibangun untuk Kementerian Pertahanan Rusia dan Dinas Keamanan Federal (FSB).
Olymp-K dikenal sebagai satelit intelijen sinyal, yang dapat digunakan untuk operasi anti-satelit seperti mencegat transmisi dari satelit negara lain.
Manuver mencurigakan
Perusahaan rintisan antariksa Perancis, Aldoria, menyatakan pihaknya mengamati satu satelit Rusia melakukan menuver mencurigakan dengan mendekat secara tiba-tiba terhadap satelit lain pada bulan Mei 2024.
Tahun sebelumnya, perusahaan AS, Slingshot Aerospace, melaporkan perilaku “tidak bersahabat” salah satu satelit Rusia, yang menunjukkan pola berhenti sangat dekat dengan satelit lain.
Padahal satelit geostasioner jarang bergerak dan biasanya menghabiskan waktu bertahun-tahun di posisi yang sama.
Pada 7 September 2018 lalu, Menteri Angkatan Bersenjata Perancis, Florence Parly, mengklaim sebuah satelit Rusia Luch-Olymp telah mendekati satelit Athena-Fidus.
Satelit Athena-Fidus, milik Perancis-Italia yang diluncurkan pada tahun 2014 dan digunakan untuk komunikasi militer yang aman dan perencanaan operasi.
Parly menyebut tindakan Rusia mencoba mendengarkan tetangga tidak hanya tidak bersahabat, tetapi itu disebut tindakan spionase (mata-mata).
Satelit Eutelsat 3B, yang menyediakan komunikasi ke Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Amerika Selatan, dimata-matai satelit Olymp Rusia.(breakingdefense)
Analis militer Sean Bell mengatakan perhentian terdekat yang diamati salah satu satelit Rusia adalah sekitar 10 km (6 mil).
Jarak ini sudah sangat dekat dalam istilah ruang angkasa, terutama karena satelit biasa bergerak sekitar 3 km per detik.
“Setiap saat ia bergerak mendekati yang satu, lalu mendekati yang lain – hampir menguji, mencari tahu seberapa dekatnya ia bisa mendekat,” katanya kepada Sky News.
“Kedengarannya agak mirip Moonraker (film 007 James Bond tentang sabotase di luar angkasa) dan jelas merupakan ancaman bagi komunikasi militer kita, dan berpotensi bagi kemampuan berbasis luar angkasa,” tambahnya.
Investasi luar angkasa
Bell mengatakan satelit negara musuh yang beroperasi di dekat satelit lain, dapat memberi negara musuh kesempatan untuk mengganggu komunikasi atau memanipulasinya.
“Sebagian besar negara menyadari bahwa mereka belum cukup berinvestasi di bidang luar angkasa,” ujarnya.
Ia berharap dengan menyoroti hal ini, negara Eropa dan lainnya akan menyediakan dana untuk mencoba berbuat lebih banyak mengamankan satelit di luar angkasa.
Menteri pertahanan Jerman, Pistorius, mengumumkan investasi sebesar €35 miliar (£30 miliar) dalam program luar angkasa negara tersebut selama lima tahun ke depan.
Pistorius mengatakan penting untuk mengadakan pembicaraan mengenai pengembangan kemampuan ofensif di luar angkasa, sebagai pencegah tindakan permusuhan dari Rusia dan China.
“Sebanyak 39 satelit pengintai Tiongkok dan Rusia terbang di atas kita… jadi berhati-hatilah dengan apa yang Anda katakan”, katanya kepada para delegasi Konferensi antariksa di Berlin.(P-Jeffry W)
No Comments