PRIORITAS, 22/7/25 (London): Ukraine Defence Contact Group (UDCG) atau Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, yang terdiri dari 57 negara Eropa, menjanjikan untuk memasok lebih banyak senjata pertahanan udara untuk Ukraina.
Pengumuman ini tercetus setelah Rusia melakukan serangan pesawat nirawak dan rudal balistik besar-besaran ke Ukraina dalam beberapa jam belakangan.
UDCG dikenal dengan kelompok Ramstein terdiri dari semua 32 negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan 25 negara lain di Eropa.
Kelompok ini dibentuk bulan April 2022 beberapa bulan sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Dalam pertemuan di London, Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris, John Healey, mengatakan Ukraina dan sekutunya berada pada momen “kesempatan maksimal” untuk mendukung Kyiv dalam negosiasi guna mengakhiri perang.
Seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Selasa (22/7/25), Menhan Inggris mendesak sekutu lainnya memanfaatkan ultimatum 50 hari Donald Trump kepada Vladimir Putin, dalam memulai “upaya 50 hari” guna mempersenjatai Ukraina sebelum perundingan apa pun.
Media Politico melaporkan Jerman akan menghabiskan €170 juta dalam pengadaan amunisi pertahanan udara yang dipimpin Inggris untuk Ukraina.
Serang fasilitas sipil
Beberapa jam sebelumnya Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesarnya terhadap sejumlah fasilitas warga sipil Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, dengan meluncurkan 450 pesawat tak berawak dan rudal.
Serangan yang berlangsung selama berjam-jam itu menewaskan dua orang dan melukai 15 orang, termasuk seorang anak berusia 12 tahun, kata presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Serangan terberat menghantam distrik Darnytskyi di Kyiv, tempat sebuah taman kanak-kanak, supermarket, dan fasilitas gudang terbakar.
Di distrik Shevchenkivskyi di Kyiv, sebuah pesawat tanpa awak menghantam pintu masuk stasiun kereta bawah tanah tempat orang-orang berlindung.
Bantuan Eropa lampaui AS
Institut Kiel, sebuah kelompok penelitian ekonomi yang berbasis di Jerman, memperkirakan bantuan militer Eropa telah melampaui AS. Jumlahnya mencapai 72 miliar euro dibandingkan dengan 65 miliar euro dari Washington.
Lembaga itu mengatakan aliran bantuan negara-negara Eropa ke Ukraina bergeser secara signifikan pada bulan Maret dan April, karena tidak ada bantuan baru AS yang dialokasikan.
Meski AS tetap menjadi pemasok tunggal terbesar peluru artileri ke Ukraina selama perang, Eropa juga sedang memperluas kapasitas dan telah membeli ratusan ribu amunisi dari dalam dan luar benua itu.
Dari sekitar 420.000 peluru artileri yang diterima Ukraina sejak awal tahun ini hingga sekitar pertengahan Mei, hanya 160.000 yang berasal dari Amerika Serikat.
Produksi peluru sendiri
Ukraina juga memproduksi sekitar 2,4 juta pelurunya sendiri pada tahun 2024, meskipun sebagian besarnya untuk mortir, yang jarak tembaknya lebih pendek.
Ukraina masih bergantung pada AS di bidang pertahanan udara dan pembagian intelijen, kata analis militer.
Kyiv khususnya menginginkan sistem pertahanan udara Patriot AS, yang mampu mencegat rudal balistik yang semakin sering ditembakkan Rusia.
Hingga April tahun ini, Ukraina memiliki tujuh sistem yang beroperasi penuh, jauh di bawah 25 sistem yang diminta Presiden Zelenskyy.
Serangan pesawat nirawak dan rudal jarak jauh seringkali bergantung pada intelijen satelit AS.
Negara-negara Eropa hanya dapat melakukan sedikit upaya untuk menggantikannya, jika Amerika Serikat berhenti membagikannya, menurut Institut Studi Keamanan Uni Eropa.(P-Jeffry W)