PRIORITAS, 13/8/24 (Jakarta) : Sidang paripurna kabinet perdana di Ibu Kota Nusantara, Senin 12 Agustus 2024, dua menteri, yakni Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga tidak terlihat.
Ketidakhadiran kedua Menteri anggota Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sontak menjadi tanda tanya sejumlah kalangan karena begitu pentingnya pertemuan perdana di IKN tersebut.
Dalam daftar hadir 35 menteri pada sidang kabinet paripurna di Istana Garuda, IKN, tertulis Menteri Nadiem izin cuti, sedangkan Menteri Bintang melakukan tugas khusus.
Staf Khusus Presiden Grace Natalie pun segera menjelaskan ketidakhadiran kedua menteri dimaksud. “Mas Menteri Nadiem saat ini sedang cuti karena ada urusan keluarga,” kata Grace dalam pesan tertulis yang diterima di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin 12 Agustus 2024.
Melalui keterangan tersebut, Grace juga menjelaskan bahwa sebenarnya Menteri Bintang sudah di IKN, yakni sudah hadir pada jamuan makan malam bersama para menteri di Area Sumbu Kebangsaan IKN, pada Ahad malam 11 Agustus 2024.
Namun, Menteri Bintang Puspayoga tidak terlihat hadir pada sidang kabinet paripurna yang membahas tentang arahan Presiden soal Nusantara Baru, Indonesia Maju. Diketahui, Ia mengajukan izin melalui Sekretaris Kabinet (Seskab). “Sementara Bu Bintang semalam hadir di makan malam bersama, namun pagi ini izin untuk tidak hadir ke Seskab,” kata Grace.
Adapun para menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir semuanya mngikuti sidang kabinet paripurna perdana di Istana Garuda, IKN, yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Sebelum menghadiri sidang paripurna, para menteri Kabinet Indonesia Maju terlihat berfoto bersama saat meninjau embung MBH di IKN.
Sebanyak 33 menteri hadir dalam kesempatan tersebut, antara lain Menko bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko bidang Polhuk Hadi Tjahjanto, Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih, Prabowo Subianto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Kemudian, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurto Yudhoyono, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RB Azwar Anas, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.
Jokowi Pimpin Langsung Sidang Kabinet
Sementara informasi dari Sekretariat Kabinet menyebut, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Senin (12/08/2024).
Pada Sidang Kabinet Paripurna perdana di IKN ini, Presiden menginstruksikan jajarannya untuk mewaspadai dan mengantisipasi terjadinya penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI).
Presiden menyampaikan, setelah ekspansif selama 3-4 bulan berturut-turut, PMI Indonesia kini pada bulan Juli 2024 masuk level kontraksi. “Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul secara hati-hati karena beberapa negara di Asia PMI-nya juga berada di angka di bawah 50, yaitu Jepang (49,2), Indonesia (49,3), RRT (49,8), Malaysia (49,7),” kata Presiden Jokowi.
Presiden menjelaskan komponen yang mengalami penurunan paling banyak, yaitu di sektor produksi (-2,6), pesanan baru atau order baru (1,7) dan sektor employment (-1,4).
“Saya ingin dicari betul penyebab utamanya dan segera diantisipasi karena penurunan PMI ini saya lihat sudah terjadi sejak empat bulan terakhir. Betul-betul dilihat kenapa permintaan domestik melemah,” tegas Presiden.
Presiden menekankan untuk segera identifikasi penyebab utama dari penurunan ini, termasuk beban impor bahan baku yang tinggi karena fluktuasi rupiah serta serangan produk-produk impor. Presiden juga menyoroti perlunya belanja produk, penggunaan bahan baku lokal, dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri.
Selain itu, kepala negara juga mendorong untuk pencarian pasar non tradisional dan potensi pasar ekspor baru untuk mengatasi tantangan ini. “Dan mungkin juga karena permintaan dari ekspor atau dari luar negeri melemah, ini karena terjadi gangguan rantai pasok atau perlambatan ekonomi terhadap mitra-mitra dagang utama kita. Sehingga kita harus bisa mencari pasar non tradisional dan mencari potensi pasar baru ekspor kita,” pungkasnya. (P-DTK/wl)