27.8 C
Jakarta
Wednesday, August 27, 2025

    Donald Trump dan Xi Jinping akhirnya berdamai soal perang tarif dagang

    Terkait

    PRIORITAS, 12/5/25 (Jenewa): Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump  dan Presiden China Xi Jinping akhirnya sepakat berdamai dalam perang tarif dagang.

    Menurut pernyataan bersama yang dirilis kedua negara malam ini, AS dan China telah setuju secara drastis mencabut tarif atas barang-barang masing-masing, untuk periode awal 90 hari.

    “Kedua negara telah sepakat untuk menghentikan sementara tindakan selama 90 hari dan tarif akan turun lebih dari 100 poin persentase ke tingkat dasar 10 persen”, kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang mewakili Presiden Trump dalam pembicaraan dengan pejabat China di Jenewa.

    Kedua ekonomi terbesar dunia itu, berupaya mengakhiri perang dagang, yang telah memicu kekhawatiran akan resesi dan membuat pasar keuangan dunia gelisah.

    Artinya AS akan membatalkan tarif 145 persen bagi barang impor China. Sebaliknya China juga akan menghapus kebijakan tarif 125 persen bagi barang dari AS.

    “Kedua negara mewakili kepentingan nasional mereka dengan sangat baik. Kami berdua berkepentingan dalam perdagangan yang seimbang, AS akan terus bergerak ke arah itu”, kata Bessent, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari CBC News, hari Senin malam (12/5/25).

    Dolar menguat terhadap mata uang utama dan pasar terangkat menyusul berita tersebut, yang membantu meredakan kekhawatiran tentang penurunan.

    Fluktuatif negatif dipicu bulan lalu karena eskalasi tindakan tarif Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan untuk mempersempit defisit perdagangan AS.

    Hanya ingin berdagang

    Meski tidak memberikan perincian, negosiator AS mengatakan pembicaraan dagang intensif selama dua hari dengan China, telah menghasilkan “kemajuan substansial” dan mengklaim kesepakatan sudah dekat.

    Beijing bersikap lebih tenang, tetapi menyebut pembicaraan itu “substansial.”

    Bessent berbicara bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer setelah pembicaraan akhir pekan di Swiss, di mana kedua pihak memuji kemajuan dalam mempersempit perbedaan.

    “Konsensus dari kedua delegasi akhir pekan ini adalah tidak ada pihak yang menginginkan pemisahan,” kata Bessent.

    Menurut dia, apa yang terjadi dengan tarif yang sangat tinggi, itu setara dengan embargo, dan tidak ada pihak yang menginginkannya. Kedua pihak hanya menginginkan perdagangan.

    Pertemuan di Jenewa merupakan interaksi tatap muka pertama antara pejabat ekonomi senior AS dan China,  sejak Presiden AS Donald Trump kembali berkuasa dan melancarkan serangan tarif global, yang mengenakan bea masuk sangat besar terhadap Tiongkok.

    Saling balas

    Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah menaikkan tarif yang dibayarkan importir AS untuk barang-barang dari China menjadi 145 persen.

    Ini sebagai tambahan terhadap tarif yang dikenakannya pada banyak barang China selama masa jabatan pertamanya dan bea masuk pada masa pemerintahan Biden.

    China membalas dengan memberlakukan pembatasan ekspor pada beberapa elemen tanah jarang, yang vital bagi produsen senjata dan barang-barang konsumen elektronik AS. Xi Jinping juga menaikkan tarif pada barang-barang AS hingga 125 persen.

    Perselisihan tarif mengakibatkan perdagangan dua arah senilai hampir $600 miliar terhenti dan mengganggu rantai pasokan.

    Hal ini juga memicu ketakutan akan stagnasi ekonomi, dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal pekerja di kedua negara.

    Pasar keuangan menguat

    Pasar keuangan menguat karena mencairnya perang dagang terbaru dan saham berjangka Wall Street naik, karena pembicaraan tersebut meningkatkan harapan resesi global dapat dihindari.

    “Ini lebih baik dari yang saya harapkan. Saya pikir tarif akan dipotong hingga sekitar 50 persen,” kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management di Hong Kong.

    Jelas, ini merupakan berita yang sangat positif bagi perekonomian kedua negara dan bagi perekonomian global.

    Para investor kini tidak terlalu khawatir terhadap kerusakan pada rantai pasokan global dalam jangka pendek.

    Presiden Trump memberikan penilaian positif terhadap perundingan tersebut, dengan mengatakan kedua pihak telah merundingkan “perubahan total… dengan cara yang bersahabat, tetapi konstruktif.”

    Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, tidak terlalu kategoris dalam pernyataannya, tetapi tetap memuji “kemajuan substansial” menyusul pembicaraan yang diadakan di vila pribadi duta besar Swiss untuk PBB di Jenewa. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini