26.3 C
Jakarta
Saturday, September 7, 2024

    Ditunjuk jadi mitra pemerintah, OVO tak ambil untung dari Program Kartu Prakerja

    Terkait

    Jakarta, 15/5/20 (SOLUSSInews.com)Platform teknologi dan digital payment terkemuka di Indonesia, OVO, telah ditunjuk menjadi salah satu mitra pemerintah untuk menyalurkan dana Kartu Prakerja bagi masyarakat Indonesia.

    Namun OVO menegaskan, pihaknya tidak mengambil keuntungan dari program tersebut. Keterlibatan OVO dalam program itu semata untuk turut mempermudah proses penyaluran bantuan sosial (Bansos) sekaligus memotong alur proses perantara (intermediary) dalam proses penyalurannya.

    Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra mengatakan, OVO sama sekali tidak mendapat fee dari program tersebut. Bahkan, OVO memberikan sumbangan untuk mendorong prosesnya agar berjalan lebih cepat dan efisien, melalui segala resources yang dimiliki. Hal ini termasuk dengan menempatkan enam orang engineer untuk membantu dan memperlancar proses penyaluran.

    “Kami turut berkontribusi dan menyumbang segala resources kami untuk program ini. Jadi, kami sama sekali tidak mendapat fee. Karena memang tujuan platform teknologi seperti OVO adalah memotong intermediary serta turut membantu program inklusi keuangan di Indonesia,” kata Karaniya, dalam video conference di Jakarta, Kamis (14/5/20).

    Tidak mengutip sepeser pun

    Karaniya menegaskan lagi, OVO tidak mengutip sepeser pun keuntungan dari program itu. Bahkan, dana Kartu Prakerja yang disalurkan melalui OVO yang sempat mengendap di bank mitra selama satu-dua hari tidak dipungut bunga sepeser pun.

    OVO memberlakukan supaya bunga dari dana mengendap tersebut di-setting menjadi nol persen. “Jadi, dana yang sempat mengendap sebelum disalurkan itu, kami tidak mengutip bunganya. Kami minta di-setting menjadi nol persen,” tegasnya lagi.

    Keikutsertaan  OVO sebagai platform teknologi dalam proses penyaluran bansos melalui Kartu Prakerja lebih merupakan sesuatu yang positif dan layak untuk didukung dan diteruskan.

    Langkah ini merupakan pertama kali dilakukan di Indonesia dan sangat membantu untuk memotong alur intermediary-nya. “Jadi, kami mengapresiasi keikutsertaan dari berbagai platform teknologi dalam prosesnya. Ini akan sangat membantu dalam proses penyaluran Bansos ke depannya,” jelas Karaniya.

    Meski demikian, dia juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam proses penyalurannya. Salah satu tantangan yang cukup terasa terkait data kependudukan dari para peserta penerima Bansos mupun data pra kerja.

    Disebutnya, data-data tersebut harus dibenahi, sehingga bantuan bisa tepat sasaran. “Memang ini cukup challenging. Tetapi, kami yakin seiring dengan pembaruan data kependudukan, ini semua bisa diatasi. Yang paling penting adalah bagaimana platform teknologi bisa membantu mempermudah proses ini,” tambahnya.

    Trafik transaksi naik

    Disingung soal transaksi melalui OVO selama masa pandemi Covid-19, secara gamblang, Karaniya mengakui dan mengungkapkan memang terjadi kenaikan trafik transaksi.

    Hal itu terjadi terutama karena banyak pengguna yang memanfaatkan platform OVO untuk penyaluran Bansos tersebut.

    Selain itu, transaksi, terutama dari sisi perdagangan secara elektronik  (e-commerce), pesan makanan (food), dan jasa pengiriman (delivery)  yang meningkat tajam.

    “Itu semua karena konsekuensi dari situasi yang terjadi saat ini. Namun, saya belum bisa disclose angka-angkanya,” demikian Karaniya Dharmasaputra, seperti diberitaan Investor Daily. (S-ID/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini