Tonton Youtube BP

Di Tomohon, metode pengelolaan sampah organik berbasis komunitas kompos

Deky Geruh
7 Oct 2025 20:01
Daerah 0 45
3 minutes reading

PRIORITAS, 7/10/25 (Tomohon) : Pemerintah Kota Tomohon terus berinovasi dalam pengelolaan sampah dengan mendorong masyarakat mulai melakukan metode community composting atau pengelolaan sampah organik per lingkungan.

Dengan metode ini, sampah dipilah, dikelompokkan, lalu yang organik dimasukkan dalam wadah tertutup dan dari situlah proses komposing terjadi.

Metode ini telah diterapkan di Kelurahan Tara-Tara Raya, Kecamatan Tomohon Barat, yang kini ditetapkan sebagai percontohan pengelolaan sampah organik melalui metode komposting.

Kepala Bagian Pembangunan Setda Kota Tomohon, Harriet Marzan, dalam paparnya pada media, Senin (7/10/2025), menjelaskan program yang digagas TP-PKK Kota Tomohon ini telah menarik perhatian dunia internasional sebagai Best Practice ASEAN dalam program ASEAN Sustainable Urbanisation Strategy (ASUS) Tahap II.

Diakuinya soal pengelolaan sampah ini menjadi perhatian utama seiring dengan meningkatnya volume sampah kota yang mencapai sekitar 51,1 ton per hari, dimana 70 persen merupakan sampah organik yang dapat diolah mandiri menjadi kompos.

“Koordinasi lintas sektor perlu untuk menumbuhkan budaya pilah-olah sampah di masyarakat. Kedepan diharapkan masyarakat mulai melakukan pengelolaan sampah dengan metode pengelolaan sampah organik per lingkungan,” jelas Harriet didampingi Kabag Prokopim, Christo Kalumata, yang memandu acara.

Dia menambahkan, keberhasilan program ini tak hanya bergantung pada fasilitas dan petugas kebersihan, tapi juga kerja sama semua pihak baik regulasi yang terus di persiapkan Pemerintah Kota serta partisipasi dan kesadaran masyarakat, dunia pendidikan, dan sektor swasta memilah dan mengelola sampah sejak dari sumber.

“Kesadaran masyarakat memilah dan mengelompokkan sampah sangat penting. Seperti yang sudah dilakukan di Tara-Tara Raya, hasilnya lingkungan jadi lebih bersih, sehat dan volume sampah yang diangkut petugas jadi berkurang signifikan,” jelasnya.

Selain manfaat lingkungan, metode komposting juga memberikan nilai tambah ekonomi, terutama bagi petani.

Dari proses pengolahan, menurut Harriet, dapat  dihasilkan Eco Enzyme, bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan anti hama tanaman.

Dengan demikian, pengelolaan sampah tidak hanya menekan volume angkut buang, tetapi juga mendorong ekonomi sirkular di tingkat masyarakat.

Pemkot Tomohon berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat di tingkat kelurahan agar kesadaran lingkungan semakin meningkat.

Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Tomohon menargetkan untuk menjadi kota hijau dan bersih di Sulawesi Utara, sekaligus menjadi model pengelolaan sampah ramah lingkungan bagi daerah lain.

2029 di mana seluruh daerah diharapkan mampu mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berorientasi pada pengurangan dan pemanfaatan kembali (reduce, reuse, recycle).

“Melalui inovasi ini, kami berharap masyarakat Tomohon bisa digerakkan dan mulai terbiasa memilah dan mengolah sampah sejak dari rumah tangga, sekolah maupun tempat-tempat usaha lainnya, serta seluruh perangkat daerah, kecamatan hingga kelurahan dapat bersinergi dalam satu arah kebijakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.” tutup Harriet.(P/dg)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x