28.2 C
Jakarta
Friday, March 14, 2025

    Deteksi Dini Penyakit Pikun Perlu untuk Tentukan Pengobatan yang Tepat

    Terkait

    PRIORITAS, 30/9/24 (Jakarta): Deteksi dini terhadap penyakit pikun atau demensia, perlu dilakukan. Jika tidak, itu akan berdampak pada kualitas hidup penderita dan keluarganya.

    “Deteksi dini demensia, terutama demensia Alzheimer, perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyakit. Setelah itu, dokter akan melihat apakah gejala demensia dapat diperbaiki atau tidak serta menentukan pengobatan yang tepat,” kata dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, dr. Asnelia Devicaesaria, Sp.N Subsp. NGD(K), saat diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Senin (30/9/2024), seperti dilansir ANTARA.

    “Pentingnya deteksi dini adalah untuk menjaga kualitas hidup orang dengan demensia, keluarga dan perawat (caregiver),” tambahnya. Dijelaskannya, perawat dapat berupa orang rumah yang ditunjuk mengawasi dan menemani penderita, dan diupayakan agar bergantian, tidak hanya satu orang.

    Dalam kasus penderita demensia adalah orangtua dari anak-anak yang berbagi tugas, setiap anak wajib bergantian mengurus dan dalam jangka waktu tertentu, dua bulan misalnya, harus berganti orang. “Jika tidak, orangtua kita bisa lupa dengan anak yang tidak atau sangat jarang mengurusnya secara langsung,” katanya.

    “Jika anak berada di tempat lain, di luar kota atau luar negeri misalnya, setidaknya lakukan video call dengan orangtua yang menderita demensia atau sudah memiliki gejala demensia, untuk selalu menyegarkan ingatannya,” ujarnya lagi.

    Pada demensia Alzheimer, yang tidak bisa disembuhkan, deteksi dini berfungsi memperlambat progresivitas penyakit, yang bertambah seiring pertambahan usia. Asnelia menambahkan hal yang tidak kalah penting dari deteksi dini demensia adalah edukasi kepada keluarga pasien. Sebab, orang dengan demensia tidak hanya membutuhkan pengobatan medis, namun, juga dukungan keluarga.

    “Terapi bukan dengan dokter saja, tapi, justru perlu dukungan yang optimal dari keluarga,” kata Asnelia.

    Orang dengan demensia yang terdeteksi dini bisa mendapatkan bantuan untuk mempertahankan kemandirian serta mengatasi masalah sosial yang mungkin timbul akibat perubahan perilaku.

    Demensia terjadi akibat perubahan struktur pada otak yang bisa mengakibatkan perubahan tingkah laku yang bisa mengganggu kegiatan sehari-hari. Penyakit kognitif itu, selain bersifat genetik, bisa disebabkan oleh diabetes, hipertensi yang tidak terkontrol, rokok, konsumsi alkohol berlebihan dan cedera kepala.

    Demensia, yang lazim ditemukan pada usia 65 tahun ke atas, juga bisa disebabkan oleh kekurangan aktivitas fisik setelah tidak produktif bekerja dan jarang bersosialisasi.

    Untuk mencegah demensia, Asnelia menyarankan lansia bisa melakukan kegiatan terjadwal atau membuat rencana kegiatan harian atau bahkan mingguan. Kegiatan yang terjadwal bisa membantu lansia untuk memelihara orientasi tentang tempat, waktu dan orang.

    Lansia juga disarankan untuk melakukan kegiatan yang disukai, misalnya mengikuti kegiatan keagamaan, olahraga, membaca buku sampai berinteraksi dengan orang serumah, teman dan keluarga besar, apakah dengan bertemu langsung atau melalui panggilan telepon/video. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini