PRIORITAS, 21/7/25 (Palu): Kepala Dinas Perikanann dan Kelautan Sulawesi Tengah (DKP Sulteng), Mohammad Arief Latjuba, mengatakan, produksi perikanan tangkap Kabupaten Donggala tercatat sebagai penyumbang produksi tertinggi.
Dikatakan, berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) Sulteng tahun 2024, produksi perikanan tangkap di provinsi ini mencapai 434.910 ton dengan nilai mencapai Rp12,32 triliun. Kabupaten Donggala tercatat sebagai penyumbang produksi tertinggi dengan volume 193,27 juta kilogram dan nilai produksi sebesar Rp5,42 triliun.
Pada urutan kedua ada Kabupaten Banggai (26,75 juta kg/Rp1,39 triliun), kemudian Morowali (33,44 juta kg/Rp966,2 miliar), Toli-Toli (48,38 juta kg/Rp1,11 triliun), dan Parigi Moutong (39,31 juta kg/Rp1,10 triliun).
Adapun daerah dengan produksi terendah adalah Kota Palu dengan 1,79 juta kg (Rp69,93 miliar), disusul Morowali Utara dengan 2,4 juta kg (Rp78,57 miliar), dan Kabupaten Sigi dengan volume hanya 1.208 kg senilai Rp22,34 juta.
Membangun dan rehabilitasi 5 pelabuhan
“Dengan infrastruktur yang semakin baik, DKP Sulteng optimistis sektor kelautan dan perikanan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat pesisir,” kata Moh. Arif Latjuba kepada wartawan, baru-baru ini, di Palu, dikutip Beritaprioritas Senin (21/7/25).
Untuk itu, kata Arief Latjuba, guna memperkuat sektor perikanan tangkap, Pemerintah Provinsi Sulteng melalui DKP membangun dan merehabilitasi lima pelabuhan perikanan selama periode 2022 hingga 2024.
Total dana anggaran yang digelontorkan mencapai Rp58,8 miliar, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi.
Kepala DKP Sulteng, Arief Latjuba, mengungkapkan, dari tujuh pelabuhan milik pemerintah provinsi, lima di antaranya telah ditingkatkan fasilitasnya untuk mendukung aktivitas nelayan dan distribusi hasil laut.
“Pelabuhan yang dibangun meliputi Pelabuhan Perikanan Donggala dengan anggaran Rp30,8 miliar, Pelabuhan Mato di Banggai Laut sebesar Rp22,2 miliar, dan Pelabuhan Paranggi di Parigi Moutong sebesar Rp3,1 miliar,” kata Kadis DKP Sulteng Moh. Arif Latjuba kepada wartawan, baru-baru ini. Di Palu
Menurut Arief, pembangunan akan dilakukan juga di Pelabuhan Kolonedale, Morowali Utara (Rp1,6 miliar) dan Pelabuhan Lafeu di Morowali sebagai pelabuhan persiapan baru (Rp1 miliar). Dia berharap, keberadaan infrastruktur ini mampu meningkatkan aksesibilitas nelayan dalam melakukan aktivitas penangkapan dan pemasaran ikan, serta mempercepat distribusi hasil laut ke konsumen.
“Fasilitas ini juga diharapkan dapat mengurangi potensi kerugian akibat keterlambatan distribusi dan menambah nilai jual hasil tangkapan” ujar Arief
Menurut Arief, fasilitas tempat pemasaran ikan juga memberikan ruang yang lebih layak bagi pedagang, sehingga rantai pasok ikan segar menjadi lebih efisien. (P-Elkana Lengkong)