PRIORITAS, 6/8/25 (Jakarta): Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan enam program prioritas nasional dapat menggerakkan ekonomi Indonesia jika pemerintah berhasil mengoptimalkan bonus demografi. Ia menyampaikan hal itu pada Rabu (6/8/25) di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta.
Wihaji menjelaskan, kondisi ekonomi nasional dan global saat ini sedang tidak stabil. Pemerintah menginisiasi enam program prioritas untuk memperkuat daya tahan negara melalui ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi industri, perbaikan gizi, penyediaan perumahan, dan penguatan koperasi.
Menurutnya, BKKBN terlibat langsung dalam program peningkatan gizi. Salah satu bentuk keterlibatan lembaga itu adalah menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.
“Tentu kita di Kemendukbangga/BKKBN ada irisan yang memang mendukung program-program tersebut, oleh karena itu saya perintahkan teman-teman untuk memrioritaskan kerja-kerja yang memang kewenangan kita,” kata Wihaji.
Signifikan berdampak ke ekonomi
Ia menegaskan, bonus demografi akan membawa dampak ekonomi signifikan jika masyarakat percaya pada pembangunan fondasi yang kini tengah dijalankan oleh Presiden dan Wakil Presiden.
Wihaji menekankan, hasil dari pembangunan sumber daya manusia tak muncul secara instan. Ia menyebut perlu waktu 5-10 tahun untuk melihat hasil nyata dari fondasi yang sedang dibangun.
“Saya alirannya optimistis dan yakin, hanya saya bilang kan sabar, Insya Allah nanti akan lebih baik lagi. Beliau -Presiden- sedang fokus membangun fondasi-fondasi, dan saya meyakini beliau punya pertimbangan yang matang. Kita akan melaksanakan program-program yang sudah diperintahkan beliau, utamanya tadi yang saya bilang enam prioritas,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wihaji juga mengungkapkan masih banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang ideal. Ia menyoroti penanganan stunting sebagai contoh nyata tantangan yang dihadapi pemerintah.
“Karena kompleks, maka saya bilang banyak, dimulai dari hulu sampai hilir, misalnya stunting ini pekerjaan rumah kita masih 19,8 persen, sedangkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) kita adalah 18 persen,” tuturnya.
Ia menambahkan, tantangan tidak berhenti pada penurunan stunting. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa anak-anak tetap mendapat pola asuh yang tepat setelah berusia lebih dari dua tahun agar bonus demografi dapat tercapai secara optimal. (P-Khalied M)