31.8 C
Jakarta
Thursday, December 12, 2024

    BMKG: Waspada hujan lebat disertai petir di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku

    Terkait

    PRIORITAS, 10/7/24 (Jakarta):  Masyarakat diingatkan agar waspada mengingat terdapat 21 provinsi di Indonesia yang diprakirakan hujan lebat disertai petir pada Rabu (10/7/24).

    Dikutip dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, provinsi yang berpotensi hujan dengan intensitas lebat dan dapat disertai petir serta angin kencang hari ini yakni Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

    angin kencang di wilayah timur

    Sementara itu bergeser ke wilayah Timur, masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) diingatkan untuk waspada potensi angin kencang.

    Sedangkan wilayah Papua diprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dan Papua Barat hujan lebat.

    Wilayah Sulawesi Selatan diprakirakan hujan sedang hingga lebat.

    Laman BMKG juga menyebutkan sebagian besar ibu kota provinsi di Indonesia dilanda hujan dengan intensitas ringan pada siang hari ini, yakni Bengkulu, Gorontalo, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Pinang, Ambon, Ternate, Kota Jayapura, Manokwari, Pekanbaru, Kendari, dan Medan. Sedangkan Kota Pontianak diprediksi hujan disertai petir.

    Kota Banda Aceh, Serang, Jambi, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Tarakan, Bandar Lampung, Mataram, dan Mamuju diprediksi berawan, sedangkan Kota Padang berawan tebal pada siang hari ini.

    Beberapa wilayah ibu kota provinsi diprakirakan cerah berawan pada siang hari ini, yakni Palembang, Makassar, Kupang, Pangkal Pinang, dan Jakarta Pusat.

    Kota Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar diprediksi cerah dengan suhu rata-rata 23-31 derajat Celcius.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan potensi dampak bencana akibat hujan di sejumlah wilayah Indonesia yang masih tinggi bisa saja terjadi, meskipun sebenarnya sudah mulai memasuki musim kemarau.

    “Potensi peningkatan hujan dipicu oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif berada di wilayah Indonesia, yakni fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik dan La Nina juga semakin memperkuat potensi pembentukan awan penghujan itu,” ujar Guswanto. (P-/ANT/wr)—- foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini