Tonton Youtube BP

Bendera ‘one piece’ di tengah protes Trump: Simbol perlawanan global

Wilson Lumi
20 Oct 2025 05:27
3 minutes reading

PRIORITAS, 20/10/25 (Jakarta): Dari New York hingga Los Angeles, lautan manusia membanjiri jalanan Amerika Serikat. Di antara spanduk “Protect Democracy” dan “Trump Must Go!”, satu bendera mencuri perhatian—bendera tengkorak bajak laut dari anime legendaris One Piece.

Bukan tanpa makna, bendera itu berkibar bersama jutaan warga Amerika yang turun ke jalan pada Sabtu (18/10/2025), menyerukan satu pesan tegas: “No Kings!” — tidak ada raja, tidak ada kekuasaan absolut.

Gelombang demonstrasi ini menjadi salah satu aksi protes terbesar dalam sejarah modern AS. Lebih dari tujuh juta orang diklaim hadir di 50 negara bagian, mulai dari Washington D.C., New York, hingga Portland dan Los Angeles.

“Beginilah demokrasi!” teriak massa di dekat Gedung Capitol yang tengah lumpuh akibat penutupan pemerintah selama tiga minggu.

Protes kali ini bukan sekadar penolakan terhadap kebijakan. Ia adalah ledakan frustrasi rakyat atas gaya kepemimpinan Presiden Donald Trump, yang dituding otoriter dan menekan kebebasan sipil.

“Trump harus pergi!” menggema di udara, diiringi dentuman drum dan teriakan serempak dari ribuan warga. Beberapa bahkan mengibarkan bendera Amerika terbalik—simbol kesedihan dan tanda darurat nasional.

“Saya tak pernah membayangkan akan menyaksikan kematian demokrasi di negara saya sendiri,” ujar Colleen Hoffman (69), pensiunan guru dari New York. Baginya, turun ke jalan bukan sekadar aksi politik, melainkan tindakan moral.

Di tengah kerumunan yang padat, bendera Jolly Roger—tengkorak khas kapal bajak laut Luffy dari One Piece—terlihat berkibar di Portland, Oregon.

Bendera itu sebelumnya juga muncul dalam protes di Peru, Madagaskar, dan Chile, menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan absolut dan semangat kebebasan tanpa raja.

Bagi banyak anak muda Amerika, Luffy dan kru Topi Jerami adalah lambang pemberontakan melawan tirani dan ketidakadilan. Kini, di tengah krisis politik Washington, simbol anime itu menjelma jadi ikon nyata perjuangan rakyat.

Trump dan ‘Raja’ di Dunia Maya

Di sisi lain, Presiden Trump justru memantik kontroversi baru. Melalui akun X-nya, tim komunikasi Trump membagikan video AI yang menampilkan dirinya mengenakan mahkota dan jubah kerajaan.

“Mereka bilang saya raja. Saya bukan raja,” kata Trump dalam wawancara di Fox News Sunday Morning Futures, sebagaimana dilansir detikcom, dikutip Senin (20/10/25).

Namun publik menilai, pernyataan itu justru mempertebal kesan paradoks: presiden yang menolak disebut raja, tapi kerap berperilaku seperti penguasa tunggal.

Ketua DPR AS, Mike Johnson, mengecam aksi ini sebagai “protes kebencian sayap kiri.”

Namun di lapangan, respons rakyat berbeda. “Lihatlah sekeliling! Kalau ini kebencian, berarti seseorang harus belajar ulang arti cinta tanah air,” sindir Paolo (63), salah satu demonstran di Washington, disambut sorakan ribuan orang.

Demo “No Kings” bukan sekadar perlawanan terhadap Trump. Ia adalah seruan universal: bahwa demokrasi—di mana pun berada—selalu membutuhkan penjaga.

Dari bendera Amerika terbalik hingga tengkorak One Piece, semua menjadi simbol satu pesan: Bahwa rakyat, bukan raja yang seharusnya memegang kendali. (P-*/bwl)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x