PRIORITAS, 26/9/25 (New York): Maskapai penerbangan Amerika Serikat, Delta Air Lines, mengganti suku cadang pada lebih dari 300 pesawat Airbusnya, untuk mengatasi bahaya kebocoran asap beracun dari mesin ke kabin penumpang dan awak.
Asap mesin beracun itu dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan serius, termasuk kerusakan otak, baik di kalangan awak maupun penumpang pesawat. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Jumat (26/9/25).
Perbaikan massal ini menandai salah satu langkah paling berani dilakukan maskapai penerbangan besar Amerika Serikat, untuk mengatasi masalah keselamatan yang diam-diam meningkat dalam penerbangan modern saat ini.
Ribuan insiden yang disebut “kejadian asap” ini telah dilaporkan ke Badan Penerbangan Federal dalam 25 tahun terakhir, di mana asap berbahaya dari mesin pesawat bocor ke kokpit atau kabin penumpang.
Masalah ini telah memengaruhi banyak maskapai penerbangan dan tidak terbatas pada satu produsen pesawat saja.
Bulan ini saja, investigasi Wall Street Journal menemukan tingkat insiden telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini kabarnya sebagian disebabkan pertumbuhan penjualan pesawat Airbus A320.
Pertama kali diluncurkan pada akhir 1980-an, pada tahun 2019, pesawat ini menjadi pesawat komersial terlaris di dunia.
Udara melalui mesin
Kebocoran terjadi karena elemen desain pesawat modern di mana udara yang dihirup di dalam kabin dihisap melalui mesin.
Sistem ini, yang dikenal sebagai “bleed air”, mengalihkan udara panas terkompresi dari mesin untuk menyediakan fungsi-fungsi seperti tekanan kabin, pendingin udara, dan anti-icing (antibeku).
Desain ini telah digunakan di hampir setiap pesawat jet komersial modern, kecuali Boeing 787.
Saat pesawat tidak terbang dan mesin utamanya mati – misalnya saat taxiing – unit daya tambahan (APU) memasok listrik dan udara ke kabin.
Para teknisi telah memperingatkan kebocoran pada APU dapat mencemari udara kabin bahkan saat unit tersebut tidak aktif.
Airbus sebelumnya telah menandai integrasi APU pada A320 sebagai kontributor utama kejadian asap beracun ini.
Insiden ini terjadi ketika oli bocor ke dalam ruang kompresi, menguap di bawah suhu ekstrem, dan akhirnya melepaskan neurotoksin serta bahan kimia lainnya ke dalam pasokan udara pesawat.
Menurut investigasi Wall Street Journal, udara yang terkontaminasi digambarkan berbau seperti “anjing basah,” “Cheetos,” atau “cat kuku.”
Laporan resmi menyatakan, selain diduga menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan, kebocoran tersebut dilaporkan menyebabkan pendaratan darurat, penumpang sakit, serta memengaruhi penglihatan dan waktu reaksi pilot selama penerbangan.
Untuk mengatasi hal ttu, Delta Air Lines telah menyelesaikan sekitar 90 persen peningkatan untuk setiap jet Airbus A320-nya.
Maskapai ini mengoperasikan 310 pesawat A320 ini, termasuk 76 model generasi terbaru, hingga akhir Juni 2025.(P-Jeffry W)
No Comments