Foto: Ketua Umum PWI, Atal S. Depari saat menjadi keynote speech pada acara Kick Off: Bright Future Competition 2023 – Journalist Content Competition & Blog Writing Competition, di Universitas Sampoerna, di L’Avenue Building Pancoran, Senin (16/01).
Ratusan Wartawan dan Blogger Ikut ‘Bright Future Competition 2023 Sampoerna University’
Jakarta, 16/01/2023 (SOLUSSINews.com) – Ketua Umum PWI Pust, Atal S. Depari mengapresiasi sekaligus menyambut baik kerjasama dengan Universitas Sampoerna. Ini kesempatan istimewa bagi PWI dan anggotanya untuk mengembangkan diri, karena baru kali ini bisa berkesempatan bekerjasana dengan universitas yang berkelas dunia. Dengan kerjasama ini akan memungkinkan wartawan diera 4.0 ini untuk mampu bedaya saing.
“Pers harus terus mengembangkan diri, harus punya kemampaun, mampu berkolaborasi, berpikir kritis, karena dengan ini kita dapat disebut generasi unggul yang dapat bersaing di kanca persingan global,” kata Atal S. Depari saat menjadi keynote speech pada acara Kick Off: Bright Future Competition 2023 – Journalist Content Competition & Blog Writing Competition, di Universitas Sampoerna, di L’Avenue Building Pancoran, Senin (16/01).
Kompetisi yang dibuka langsung Rektor Universitas Sampoerna, DR Wahdy Yudhi ini, diikuti ratusan peserta, baik secara offline maupun online. Kompetisi yang digagas oleh Universita Sampoerna ini mengangkat tema “Generasi Indonesia yang Mampu Berdaya Saing Global” dengan hadiah utama “Trip ke University of Arizona, USA Selama Dua Minggu” dan uang tunai puluhan juta.
Disampaikan Atal, saat ini banyak media terjerumus dalam jeratan ‘click bait’. Ini menjadi tantangan kita bersama. Meningkatkan digital literacy bukan hanya kewajiban pemerintah semata, tetapi semua pihak termasuk media, institusi pers juga institusi pendidikan, yahh, seperti yang dilakukan Universitas Sampoerna ini. Membantu meningkatkan taraf literasi digital sama dengan meningkatkan taraf intelektualitas publik. Publik yang terdidik adalah publik yang bisa memilih konten bersubstansi positif dan mendidik.
Sebagai organisasi wartawan yang pertama berdiri di Indonesia, PWI sebentar lagi, merayakan hari jadinya ke-77 persis di tanggal 9 Februari nanti dan akan diperingati sebagai puncak acara Hari Pers Nasional, memang perlu terus memberi kesempatan kepada seluruh anggotanya untuk mengasah kemampuan serta ketrampilan dalam menyajikan berita.
Sebab disadari bahwa pola konsumsi media oleh publik saat ini sudah amat berbeda, akibat pengaruh kemajuan teknologi dan koneksi internet yang semakin mudah juga murah. Generasi muda kini sudah tidak lagi mengkonsumsi media cetak, elektronik seperti halnya generasi sebelumnya. Bagi generasi babyboomers, TV didefinisikan sebagai station/lembaga penyiaran, tapi bagi generasi zaman now, TV adalah content maker, sama dengan ribuan content maker yang lain.
Kuatnya disrupsi digital berdampak signifikan pada nasib media konvensional. Terlebih, dengan kemudahan akses yang ditawarkan oleh media digital, popularitas media konvensional kian menurun. Sementara itu, kehadiran media digital kian merebak di mana-mana. Namun sayangnya, hal itu tak diikuti dengan peningkatan kualitasnya konten berita yang dimuat.
“Melalui momen peringatan Hari Pers Nasional yang sebentar lagi kita sambut, saya menekankan pentingnya insan pers menjaga kualitas konten yang disajikan di media masing-masing. Meski kecepatan dan akurasi masih menjadi senjata andalan yang wajib dipertahankan, ada aspek lain yang perlu diperhatikan seperti relevansi, konteks, dan makna dari isu yang diangkat,” harap Atal S. Depari.
Untuk itu, tambahnya, dalam kesempatan yang berharga pagi ini, saya sangat mengapresiasi kerjasama dengan pihak Sampoerna University untuk menggelar lomba artikel berita serta video bagi rekan-rekan wartawan dan media kampus lainnya. Pengalaman mengikuti lomba seperti ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh rekan-rekan wartawan, apalagi hadiahnya cukup fantastis, yaitu dua tiket mengikuti summer camp ke Universitas Arizona di Amerika Serikat sekitar bulan Juli mendatang.
Sementara Rektor Universitas Sampoerna saat menyampaikan sambutan pembuka mengatakan, Universitas Sampoerna merupakan universitas bertaraf internasional dan merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan pengalaman program pendidikan dengan American-style. Yakni program sesuai dengan standar kurikulum, fakultas, fasilitas dan operasional di Amerika serta dikombinasikan program akademik dalam konteks Indonesia. Universitas Sampoerna merupakan bagian dari Sampoerna Schools System of Indonesia.
Dijelaskan Rektor, program pendidikan di Universitas Sampoerna beroperasi di bawah lisensi dan otoritas kredensial dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI (KEMENDIKBUD). Pendirian Universitas Sampoerna ini bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan di tingkat nasional dan internasional untuk memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat melalui pendidikan.
Universitas Sampoerna merupakan universitas bertaraf internasional dan merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan pengalaman program pendidikan dengan American-style. Yakni program sesuai dengan standar kurikulum, fakultas, fasilitas dan operasional di Amerika serta dikombinasikan program akademik dalam konteks Indonesia. Universitas Sampoerna merupakan bagian dari Sampoerna Schools System of Indonesia.
“Kami merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan kurikulum unik yang disusun berdasarkan pendidikan di Amerika,” ujar Rektor.
Dengan standar nasional dan internasional, Universitas Sampoerna berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat Indonesia melalui pendidikan.
“Visi kami adalah untuk terus membina calon pemimpin masa depan atau generasi muda Indonesia untuk memiliki keterampilan terdepan dan daya saing global melalui kurikulum pendidikan berskala internasional,” ujar Rektor.
Universitas Sampoerna telah berkerjasama secara resmi dengan University of Arizona untuk menawarkan program Dual Degree yang memungkinakn mahasiswa untuk belajar selama 4 tahun di Jakarta di bawah kurikulum US dan lulus dengan 2 gelar, satu gelar sarjana dari AS dari University of Arizona dan Sarjana (Strata 1) dari Sampoerna University.
Pada sisi lain, Rektor menjelaskan, kompetisi antarwartawan dan blogger ini dilaksanakan menyambut Dies Natalis yang ke-10 Universitas Sampoerna bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan University of Arizona, USA.
Menurut Rektor, melalui acara Bright Future Competition 2023 ini, Universitas Sampoerna bersama PWI Pusat mengadakan sharing session membahas pentingnya pendidikan berstandar global bagi generasi muda Indonesia. “Selain itu, dalams acara ini juga diadakan pelatihan jurnalis terkait perkembangan literasi digital,” kata Rektor.
Ditambahkannya, dengan program ini diharapkan dapat menghasilkan generasi Indoesia yang dapat berdaya saing global.
Sisi lain dalam sesi talkshow, Farrah Mahdaly selaku Student & Alumni Affairs Manager Sampoerna University mengungkapkan, Universitas Sampoerna berkomitmen untuk melahirkan SDM yang mampu bersaing dan tangguh. “Kami mempersiapkan kurikulum yang berstandar internasional agar mahasiswa bisa punya kredensial. Kurikulum Sampoerna University merupakan kolaborasi kurikulum Indonesia dengan kurikulum AS yang berstandart kebutuhan kerja,” jelas Mahdaly.
Program di Universitas Sampoerna yang dikembangkan, diantaranya entrepreneurship, banking and finance, digital marketing, accounting, industrial engineering, visual communication design, sistem informasi, mechanical engineering, computer science and informatics, mathematics education, juga English language education.
“Dengan program kami, siswa dijamin memiliki keterampilan dan kredensial yang lebih baik yang akan membuka pintu untuk karir nasional atau internasional setelah mereka lulus,” pungkasnya.
Sampoerna University lebih dari sekadar kampus — melainkan merupakan sebuah komunitas belajar yang mempersiapkan siswa untuk sukses baik secara akademis maupun profesional. Para mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar dan memperoleh keahlian akademis—serta ditantang untuk berpikir, melakukan, dan tumbuh menjadi lebih baik.
Masih dalam sesi talkshow, Founder & CEO Deall Jobs, Andhika Sudarman, berpendapat belajar di universitas yang lebih baik, tentu kita akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berkemampuan dalam memecahkan problem yang lebih complicated.
Dalam menjalani hidup kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Kadang orang yang berada di lingkungan yang negatif, gampang sedih dan seakan membuat kita sudah banget, itu akan terasa kita semakin susah maju.
“Saya bersyukur sedari keil saya selalu berada di tempat yang tepat. Itulah saya punya kesempatan. Disadari banyak yang lebih pinter, namun secara manusia kita pasti punya kesamaan. Kita bisa pinter dengan cara belajar. Dan, berada di lingkungan yang bisa mempersiapkan dirinya jauh lebih baik,” ujar Andhika.
Pembicara lainnya, Ahmed Kurnia sebagai Instruktur Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI yang berbicara khusus literasi media. Bahwa, menurut Kurnia, literasi media tidak sekedar merupakan kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media. Tapi literasi media juga merujuk pada seperangkat perspektif yang digunakan secara aktif saat mengakses sesuatu untuk menginterpretasikan sebuah masalah yang dihadapi.
Inilah tantangan utama industri media Indonesia di era kini, ketika publik makin kesulitan membedakan mana yang media pers sungguhan dan mana yang bukan dan sering disebut sebagai digital literacy atau melek digital.
Digital literacy bukan hanya sekedar kemampuan membaca informasi di media digital, tetapi juga kemampuan untuk mencari, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapatkan. Melalui berbagai konten media yang khas dan unik, pesan-pesan pada iterasi media dapat terlihat sangat menarik dan dapat menimbulkan rasa bagi pembaca yang selanjutnya membuat pola komunikasi manusia berubah.
Ahmed pun memberikan beberapa contoh pola komunikasi manusia yang berubah seiring kemajuan informasi teknologi, yang kadang menimbulkan tafsir berbeda sehinga menghasilkan konten yang seperti dipaksakan. Fonomena clickbait-lah kalau bercermin dari media online kebanyakan. Ada pembingkaian pesan melalui teks, gambar, dan suara yang memengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat sebagai pembaca. (bwl)